Mekanisasi Inklusif Dorong Ketahanan Pangan Nasional
Seminar dan talk show bertajuk “Pertanian Modern: Meraih Peluang Pasar Mesin Pertanian di Indonesia” di Jakarta, Kamis (7/3).
Foto: Istimewa.JAKARTA-Sejumlah kalangan mendorong adanya mekanisasi pertanian berskala besar demi mendorong swasembada pangan. Hal itu termuat dalam diskusi yang digelar Agrina, media publikasi agribisnis terkemuka. Media itu baru saja menyelenggarakan seminar dan talk show bertajuk "Pertanian Modern: Meraih Peluang Pasar Mesin Pertanian di Indonesia".
Acara yang berkolaborasi dengan Prisma (program kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia untuk pertumbuhan pasar pertanian) tersebut dihadiri sekitar 100 peserta, termasuk perwakilan perusahaan alsintan, petani, dan asosiasi. Seminar ini berfokus pada upaya membuat mekanisasi pertanian lebih inklusif bagi petani skala kecil.
"Mekanisasi pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan petani kecil dan memastikan terwujudnya ketahanan pangan nasional," kata Prof. Bungaran Saragih, Menteri Pertanian RI periode 2000 - 2004 sekaligus Ketua Dewan Redaksi Agrina dalam sambutannya membuka seminar.
Bungaran menekankan pentingnya praktik pertanian modern berkelanjutan dan potensi swasembada pangan melalui peran mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian atau industri agrootomotif merupakan bagian dari subsistem agribisnis hulu yang harus berjalan secara silmutan dan harmonis untuk mendukung terwujudnya produksi pangan atau subsistem agribisnis on-farm (usaha tani).
Untuk mengembangkan adopsi mekanisasi pertanian yang lebih merata sesuai dengan kebutuhan nasional, Bungaran menyampaikan, perlunya dukungan berbagai stakeholder terkait, meliputi pemerintah, produsen dan distributor alsintan, lembaga pelatihan, hingga lembaga pembiayaan. Pasalnya, petani memiliki keterbatasan akses terhadap pengetahuan, teknologi, dan permodalan.
Seminar menghadirkan pembicara yaitu Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BSIP Mektan), Kementerian Pertanian, Agung Prabowo; Wakili Ketua Asosiasi Teknologi Tanpa Awak (ASTTA), Asha W. Saelan; dan Principal Business Consultant PRISMA, Nanang Widyanarko.
Agung Prabowo menjelaskan usaha pemerintah dalam mengembangkan alat dan mesin pertanian modern yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Adapun Asha W. Saelan memaparkan peluang dan tantangan teknologi pesawat nirawak (drone) di Indonesia. ASTTA bekerja sama dengan Prisma mengembangkan materi pelatihan penyemprotan lahan pertanian bagi operator drone.
Pada acara ini Prisma juga menunjukkan berbagai kegiatan dalam meningkatkan adopsi mekanisasi untuk membantu peningkatan pendapatan petani kecil di pedesaan. "Prisma berkomitmen untuk membantu petani skala kecil mengadopsi teknologi mekanisasi sehingga pendapatan mereka dapat ikut meningkat," ujar Nanang Widyanarko.
Ia menambahkan, strategi intervensi Prisma melalui fasilitasi pelaku usaha dalam memperluas jangkauan pasar, peningkatan kapasitas pelaku pasar, dan memfasilitasi hubungan bisnis bagi perusahaan mesin.
Seminar juga menampilkan dua sesi talk show. Sesi pertama talk show mengangkat tema "Solusi di Luar Bantuan: Peran Vital Opsi Pendanaan dan Layanan Purnajual di Pasar Alsintan. Januar Ananta, Senior Business Consultant Prisma mendiskusikan skema pembiayaan swasta untuk ketersediaan mesin pertanian.
Narasumber berikutnya, Wahyu Adhi Nugroho dari Nanobank Syariah dan Syaifudin Zuhri dari UTSchool memaparkan peran kedua lembaga dalam mendukung pelaku pasar di sektor pertanian, utamanya melalui dukungan pembiayaan dan kemampuan memberikan layanan purnajual.
Sesi kedua talk show membahas pentingnya pengetahuan pasar sebelum memperluas operasi bisnis ke wilayah baru.
Dian Wicaksono, CEO MRKTG menyampaikan, "Pengetahuan pasar sangat penting bagi perusahaan mesin pertanian yang ingin memasuki pasar baru."
Senada dengan hal tersebut, narasumber lainnya yakni Dimas Harvid, Cief Marketing Officer Sasana Digital menyoroti kesiapan lembaga pelatihan dalam membantu pelaku usaha mengembangkan dan mengoptimalkan saluran daring seperti media sosial untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Sesi ini diakhiri dengan pembelajaran praktis yang bersumber dari kerja sama Prisma dengan MRKTG dan Sasana Digital oleh Karima Zahra, Senior Business Consultant Prisma.
Seminar dan talk show Agrina memberikan informasi penting tentang peluang dan tantangan dalam mekanisasi pertanian inklusif. Para pembicara dan peserta sepakat bahwa penting untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan ini
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng