Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kawasan Industri Jababeka Layak Disebut Silicon Valley Indonesia

Foto : Istimewa

Acara Inaguration of International Chancelelor President University di Jakarta, Senin (27/2)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-International Chancellor President University (Presuniv) Prof. Ki-Chan Kim menegaskan bahwa kawasan industri Jababeka layak disebut sebagai Silicon Valley-nya Indonesia.

Sebagai visiting professor, Kim menaruh perhatian terhadap lokasi strategis kampus Presuniv yang berada tepat di tengah-tengah kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, kawasan industri Jababeka.

Kawasan industri ini menjadi tempat beroperasinya sekira 2.000 perusahaan, mulai dari yang berskala nasional hingga multinasional, seperti ICI, Komatsu, Mattel, Mondelez, Unilever, termasuk beberapa chaebol dari Korea Selatan, yakni Hyundai, Samsung dan LG.

Di sisi lain, Kim juga mencermati betapa pentingnya penerapan teknologi dalam era Revolusi Industri 4.0 yang tengah terjadi pada saat ini. Penerapan teknologi, termasuk teknologi digital, sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri Jababeka, ungkap Kim, tentu juga harus merespon perkembangan teknologi semacam ini. Dalam konteks itu, kata Kim, "Keberadaan Presuniv di kawasan industri Jababeka membuat kawasaan ini layak menjadi Silicon Valley-nya Indonesia," ungkap Kim saat ia diperkenalkan sebagai International Chancellor President University (Presuniv), Senin (27/2).

Presuniv, papar Kim, dengan didukung oleh Fabrication Laboratory (FabLab) Jababeka, dapat mengembangkan berbagai inovasi serta membantu memberikan solusi dan menyediakan talenta bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mengadopsi Teknologi 4.0. Sebagai informasi, FabLab merupakan unit strategis dari kolaborasi antara Presuniv dengan PT Jababeka Infrastruktur.

Kini, dengan menjadi International Chancellor, Kim berharap dirinya bisa ikut mengambil peran untuk menjadikan Presuniv sebagai kampus yang dapat memimpin penerapan Teknologi 4.0. Salah satunya adalah Artificial Intelligence (AI).

"AI adalah salah satu teknologi yang berperan penting dalam Revolusi Industri 4.0," ungkap Kim. Menurut dia, belajar untuk menguasai AI Data Analitycs hanya membutuhkan waktu lima jam. "Dengan aplikasi Orange Data Mining, seseorang tidak lagi harus belajar coding untuk melakukan AI Data Analytics," tegasnya.

Sebagai International Chancellor, kata Kim, ia ingin berperan untuk memperkuat internasionalisasi Presuniv. Selama ini, ungkap Kim, Presuniv sudah banyak merekrut dosen asing. "Kelak saya akan mendorong Presuniv untuk lebih aktif lagi melakukan kerja sama pada tingkat global, baik dengan sesama universitas di luar negeri, perusahaan-perusahaan asing atau berbagai organisasi lainnya, seperti Korean Indonesian Management Association atau KIMA, yang saya menjadi salah satu pendirinya,"

Acara perkenalan Kim itu dihadiri oleh Budi Susilo Soepandji, Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Universitas Presiden dan segenap pengurus yayasan lainnya. Hadir pula Rektor Presuniv Chairy, Wakil Rektor Bidang Akademik Handa S. Abidin, para dekan dan kepala program studi, segenap dosen dan tamu-tamu undangan lainnya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top