Katedral Notre Dame Dibuka Lagi untuk Umum, 5 Hal Istimewa Ini Perlu Anda Ketahui
Orang-orang berdiri di luar Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis pada 29 November 2024.
Foto: Sarah Meyssonnier/Pool Photo via APPARIS - Katedral Notre Dame akan dibuka kembali untuk umum pada hari Minggu (8/12) setelah restorasi selama lima tahun menyusul kebakaran hebat pada tahun 2019. Bangunan ini berdiri sebagai permata arsitektur Gotik, simbol Paris dan pusat wisata.
Namun di balik kemegahan katedral yang dibangun selama 182 tahun antara abad ke-12 dan ke-14 ini, tersimpan sejumlah kisah yang mengejutkan. Dari mitos abad pertengahan hingga misteri masa kini, berikut lima hal istimewa yang perlu diketahui tentang bangunan bersejarah di Paris ini, disadur dari Associated Press:
Jantungnya Prancis
Pentingnya Notre Dame tak hanya terbatas pada arsitektur dan sejarahnya. Bangunan ini secara harfiah merupakan titik awal semua jalan di Prancis.
Di depan katedral, tertanam di antara bebatuan bulat, terdapat lempengan perunggu dan batu sederhana dengan tulisan "point zéro des routes de France," yang berarti "titik awal jalan-jalan di Prancis." Plakat ini menandai titik awal pengukuran jarak antara Paris dan kota-kota lain di seluruh negeri.
Meskipun plakat tersebut dipasang pada tahun 1924, gagasan tentang "ground zero" nasional sudah ada sejak tahun 1769. Raja Louis XV membayangkan sebuah rujukan utama untuk jaringan jalan raya Prancis yang terus berkembang, sebuah konsep yang menghubungkan geografi negara tersebut dengan jantungnya di Paris.
Mitos Gargoyle
Makhluk-makhluk batu yang menakutkan di Notre Dame mungkin tampak kuno, tetapi tidak semuanya seperti yang terlihat. Para gargoyle yang sebenarnya, yang merupakan talang berbentuk monster yang digunakan untuk mengalirkan air hujan, telah ada sejak masa pembangunan katedral. Namun, sosok-sosok dramatis seperti monster yang sering digambarkan pada kartu pos dan film adalah khayalan belaka, dan mereka jauh lebih baru.
Pada abad ke-19, arsitek Eugène Viollet-le-Duc, yang bertugas merenovasi bangunan yang saat itu sudah rusak, menambahkan makhluk-makhluk ini untuk menambah kesan mistis katedral. Viollet-le-Duc mendapat inspirasi dari buku terkenal Victor Hugo ''The Hunchback of Notre Dame'' untuk menciptakan figur-figur hewan setan dengan ekspresi yang dipersonifikasikan.
Bagaimana cara membedakannya? Gargoyle menyerupai paku-paku horizontal yang keluar dari fasad dan memiliki lubang di corongnya agar air dapat mengalir.
Sebuah Perubahan Revolusioner
Selama Revolusi Prancis, yang diwarnai gelombang protes terhadap Gereja, Notre Dame tidak diperlakukan seperti katedral yang dihormati. Pada tahun 1793, kaum revolusioner melucuti simbol-simbol keagamaannya dan mengganti namanya menjadi "Notre-Dame de la Raison" (Bunda Maria yang Berakal Sehat).
Sebaliknya, katedral ini menjadi tuan rumah festival yang merayakan sains dan gagasan Pencerahan, dan untuk waktu yang singkat, bahkan digunakan sebagai gudang anggur.
Layanan keagamaan dilanjutkan pada tahun 1795, dan Notre Dame mendapatkan kembali status sakralnya atas dorongan kaisar Prancis Napoleon I, yang mengadakan penobatannya di sana pada tahun 1804, diabadikan dalam lukisan terkenal karya Jacques-Louis David.
Raja-raja yang Dipenggal Kepalanya
Pada tahun 1792, kaum revolusioner juga memenggal 28 patung dari fasad Notre Dame, karena mengira patung-patung itu adalah raja-raja Prancis. Mereka sebenarnya adalah raja-raja kuno Yudea, leluhur Yesus dalam Alkitab. Kepala-kepala itu dianggap hilang selamanya, mungkin dihancurkan atau dijual sebagai bahan bangunan.
Namun pada tahun 1977, para pekerja yang merenovasi halaman di distrik ke-9 Paris menemukan ratusan fragmen patung batu. Para ahli mengonfirmasi bahwa itu adalah kepala raja-raja Notre Dame yang hilang. Bagaimana mereka bisa terkubur di sana masih menjadi misteri.
Kini, 22 kepala tersebut telah dipugar dan dipajang di Museum Cluny di Paris. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa dalam sejarah modern kota tersebut.
Sebuah Peringatan Keras tentang Debu Timbal
Kebakaran tahun 2019 yang hampir menghancurkan Notre Dame mengungkap risiko kesehatan yang serius. Ketika api melelehkan atap, berton-ton debu timbal beracun terlepas ke udara dan menyebar ke seluruh Paris.
Masalahnya? Pihak berwenang menemukan tidak ada aturan untuk mengukur bahaya debu timbal di luar ruangan. Ini bukan hanya masalah Paris — kota-kota besar seperti London dan Roma, dan bahkan Organisasi Kesehatan Dunia, tidak memiliki pedoman untuk polusi timbal di luar ruangan.
Kebakaran Notre Dame menyoroti masalah tersembunyi, yang memaksa para pejabat untuk lebih memperhatikan standar keselamatan mereka. Butuh waktu empat bulan bagi kota untuk menyelesaikan operasi pembersihan menyeluruh trotoar, meskipun para turis, penduduk, dan pedagang berjalan di sekitar katedral setiap hari.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Athletic Bilbao dan Barca Perebutkan Tiket Final
- 4 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 5 DJP Kalselteng Capai Target Penerimaan Pajak Empat Tahun Berturut-turut
Berita Terkini
- Imigrasi-Polisi Tingkatkan Koordinasi Fasilitas Autogate di Bandara Juanda
- Pengumuman Nominasi Oscar Diundur Karena Kebakaran Hutan di LA
- Bergabung ke BRICS Kurang Hati Hati. Bisa Jadi Bumerang Baru
- Waspada, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng pada 10-12 Januari
- Tiongkok Laporkan 5 Kasus Strain Mpox Baru