Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 16 Mar 2025, 17:15 WIB

Jika Perdamaian Tercapai, Australia Mungkin Kirim Pasukan ke Ukraina

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

JAKARTA - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan negaranya mungkin mempertimbangkan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina, setelah tercapai perdamaian dengan Russia.

Pernyataan itu dia sampaikan usai pertemuan dengan para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, Kanada, New Zealand, yang diselenggarakan secara virtual oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan juga dihadiri Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (15/3).

"Australia terbuka untuk mempertimbangkan permintaan apapun untuk berkontribusi pada upaya penjagaan perdamaian di masa mendatang guna mendukung perdamaian yang adil dan abadi yang kita semua inginkan untuk Ukraina,” ujar Albanese.

“Kami memiliki tradisi yang membanggakan dalam mendukung perdamaian melalui delapan puluh tahun kontribusi terhadap misi penjagaan perdamaian internasional. Tentu saja, misi penjagaan perdamaian menurut definisi memerlukan prasyarat perdamaian," kata dia.

Australia mendukung semua tindakan yang berarti menuju perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina serta "keamanan yang lebih luas di Eropa,” ujar dia. Canberra pun disebutnya selalu terbuka untuk membahas setiap inisiatif baru mengenai bantuan ke Kyiv.

Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan bahwa Canberra siap mempertimbangkan setiap permintaan bantuan dari Kyiv, termasuk kemungkinan penempatan pasukan penjaga perdamaian Australia di Ukraina, tetapi hanya jika ada "perdamaian yang harus dijaga."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Russia Sergey Lavrov mengatakan awal Maret lalu bahwa kehadiran pasukan negara-negara NATO di wilayah Ukraina di bawah bendera apa pun, dalam kapasitas apa pun—termasuk sebagai pasukan penjaga perdamaian—merupakan ancaman bagi Russia.

Lavrov menegaskan Moskwa tidak akan menerima keberadaan pasukan asing di Ukraina, dalam keadaan apa pun.

Dinas Intelijen Luar Negeri Russia memperkirakan bahwa Barat dapat mengerahkan sekitar 100.000 pasukan di Ukraina dengan kedok pasukan penjaga perdamaian untuk memulihkan kemampuan tempurnya.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, berpendapat bahwa dalam konflik apa pun, penempatan pasukan penjaga perdamaian asing hanya mungkin dilakukan dengan persetujuan semua pihak yang berkonflik. Ant/Sputnik-OANA/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.