Jadi Tuan Rumah CF, RI Bahas Keselamatan
Pertemuan Co-operation Forum (CF) ke-15 di Nusa Dua, Bali.
Foto: Istimewa.JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Co-operation Forum (CF) ke-15 di Nusa Dua, Bali.
Menurut Direktur Kenavigasian, Budi Mantoro CF adalah pertemuan tahunan di bawah kerangka Cooperative Mechanism yang dilakukan secara bergiliran oleh tiga negara pantai (Indonesia, Malaysia, Singapura) secara urutan alfabetikal.
"CF memegang peranan penting karena merupakan forum pertemuan pejabat setingkat eselon I/ high level (administrasi maritim) dari 3 negara pantai dan negara pengguna selat, asosiasi serta organisasi internasional," kata dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/10).
Ia mengatakan tujuan pertemuan itu adalah untuk meningkatkan dialog dan diskusi mengenai isu-isu yang berkembang di bidang keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Singapura.
"Selat Malaka dan Selat Singapura adalah salah satu dari jalur pelayaran yang sangat penting dan strategis karena dilalui oleh sekitar 35% kapal internasional yang mengangkut sepertiga dari komoditas perdagangan global, sehingga membuat kedua Selat ini menjadi urat nadi yang menghubungkan perekonomian wilayah tersebut ke seluruh dunia," kata Budi.
Budi menyampaikan volume lalu lintas yang melewati kedua Selat tersebut terus meningkat setiap tahunnya, mencapai 130.000 kapal per tahun. World Economic Forum bahkan memperkirakan Selat Malaka akan melewati kapasitasnya pada akhir dekade ini karena pesatnya pertumbuhan lalu lintas pelayaran di Selat tersebut.
"Belum lagi banyaknya kemacetan dan kecelakaan yang terjadi di kedua Selat tersebut bisa mengakibatkan gangguan dan hambatan bagi rantai pasokan global," katanya.
Menurut Budi, apa yang terjadi di kedua Selat tersebut berdampak tidak hanya kepada tiga negara Pantai, namun juga terhadap perdagangan regional dan lebih lanjut ke perekonomian global.
Oleh karena itulah Cooperative Mechanism ini dibentuk, yakni untuk menjalin dialog, pertukaran informasi dan berbagi prespektif tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan Selat Malaka dan Selat Singapura. Keselamatan pelayaran dan perlindungan lungkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura menjadi perhatian utama dari komunitas maritim internasional, khususnya Negara Pantai.
Karenanya, dengan dukungan dari International Maritime Organization (IMO), pada tahun 2007 tiga Negara Pantai membentuk Cooperative Mechanism sebagai wadah untuk mendiskusikan dan bertukar pandangan terkait isu yang menjadi perhatian bersama di kedua Selat.
Budi menegaskan, sebagai Anggota Dewan IMO, Indonesia memprioritaskan kerja sama dengan seluruh negara anggota IMO untuk memperkuat keselamatan dan keamanan pelayaran internasional.
Sebagai informasi, pertemuan Co-operation Forum (CF) dilanjutkan dengan 2 pertemuan lainnya, yaitu Tripartite Technical Expert Working Group (TTEG) dan Project Coordination Committee (PCC) yang dihadiri oleh pejabat setingkat eselon II dari masing-masing negara pantai, untuk membahas usulan dan implementasi terhadap proyek-proyek yang telah disampaikan dan disetujui pada pertemuan Co-operation Forum.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Mohammad Zaki Alatas
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga