
Hati-hati! Gendang Telinga Berlubang Bisa Pengaruhi Kemampuan Mendengar
Lubang pada gendang telinga dapat disebabkan oleh luka hingga infeksi yang dapat mengganggu pendengaran.
Foto: ANTARA/SizukaJAKARTA - Gendang telinga atau membran timpani adalah selaput tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Struktur ini berfungsi untuk menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi getaran yang kemudian diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.
Gendang telinga sangat sensitif, sehingga perlu dijaga kesehatannya dengan menghindari suara terlalu keras, membersihkan telinga dengan benar, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri atau gangguan pendengaran.
Dokter Spesialis THT Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Rangga Rayendra Saleh, Dp. T.H.T.BKL, Subsp. Oto.(K) mengungkapkan lubang pada gendang telinga dapat disebabkan oleh luka hingga infeksi yang dapat mengganggu pendengaran.
“Tentunya penyebabnya ada banyak macamnya apabila lubang disebabkan trauma, luka atau tusukan maka disebut perforasi akibat trauma. Sedangkan lubang karena infeksi maka ini disebabkan otitis media supuratif kronis (OMSK),” kata dr. Rangga dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Jumat (21/3).
Ia menjelaskan bahwa OMSK adalah kondisi infeksi pada rongga telinga tengah ditandai adanya robekan lubang atau gendang telinga yang dapat menyebabkan keluar cairan dari liang telinga yang kerap disebut masyarakat awam sebagai congek.
“Jadi akibat adanya penumpukan cairan di balik gendang telinga di rongga telinga tengah, maka cairan yang menumpuk di rongga itu akan mencari jalan untuk ke luar sehingga infeksi itu menyebabkan robekan itu tidak bisa menutup secara spontan dan robekan ini menjadi menetap, menyebabkan keluhan antara lain riwayat keluar cairan dari telinga atau congek, nah itu adalah otore atau keluar cairan dari liang telinga,” jelasnya.
Infeksi OMSK ini menurutnya terjadi secara kronis dan bisa menyebabkan gangguan pendengaran termasuk adanya dengung.
“Jika ada lubang di gendang tekan misal sudah kronik, kecil kemungkinan akan kecil (sembuh) sendiri sehingga butuh rekonstruksi gendang telinga,” ujarnya pula.
Dengan kondisi ini maka pasien disarankan melakukan konsultasi dengan ahli untuk mendapatkan perawatan yang tepat, salah satunya dengan melakukan operasi penambalan gendang telinga.
Operasi ini dilakukan dengan menggunakan material penambal dari bagian tubuh pasien itu sendiri yakni dengan menggunakan selaput tulang rawan atau selaput otot. Penggunaan material ini dinilai memiliki risiko kontradiktif yang kecil.
Operasi ini dilakukan dengan dua pendekatan yakni operasi lewat liang telinga sehingga luka operasi tidak terlihat, serta operasi dengan kasus gangguan pendengaran berat atau infeksi berbahaya dapat dilakukan melalui operasi sayatan daun telinga.
Usai melakukan operasi, pasien disarankan menghindari terkena air untuk menjaga telinga tetap steril. Mengangkat beban berat juga dilarang karena tekanan ke dalam area menjadi lebih tinggi dan bisa menyebabkan pergeseran tambalan, karena tambalan yang dilakukan tidak dilem dan hanya diletakkan sedekat lubang sehingga membutuhkan waktu untuk menutup secara alami.
Selain itu, pasien juga tidak disarankan untuk segera melakukan penerbangan hingga berenang dan membutuhkan seputar 3-4 minggu untuk dapat mengikuti penerbangan bila dokter yang menangani memperbolehkannya.
Operasi ini diklaim minim risiko seperti perdarahan dan lainnya. Sementara soal indikator keberhasilan operasi yakni mampu menghadirkan liang telinga yang kering serta perbaikan fungsi pendengaran.
Dokter Rangga pun menyarankan bagi masyarakat yang mengalami gangguan pada telinga misalnya dengung dan lainnya dapat memeriksakan diri ke dokter. Hal ini untuk mencegah infeksi yang lebih parah dan gangguan pendengaran kian memburuk.
Berita Trending
- 1 Genjot Transisi Energi dan Ekonomi Hijau, Satgas Baru Diharapkan Jadi Game Changer
- 2 Studi: Sakit Pada Gigi Sensitif Jangan Diabaikan Karena Dapat Kurangi Kualitas Hidup
- 3 Bahaya Merokok Secara Berlebih Berdampak Pengaruhi Kesehatan Mental
- 4 Isu DAS Ciliwung, Perlu Perbaikan dan Penataan Ulang Terutama Hulu dan Sempadan Sungai
- 5 Wapres: Warga Harus Peduli Kesehatan Diri
Berita Terkini
-
Durant Cetak 42 Poin, Suns Bungkam Cavaliers
-
Fikri/Daniel Lolos ke Final Swiss Open 2025
-
BMKG: Mayoritas Kota Besar Hari Ini Diperkirakan Hujan Ringan dan Berpetir
-
Tiga Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Segera Berfungsi, Ini Skema Pengoperasiannya
-
Jasa Marga Optimalkan Layanan Prima dan Berikan Stimulus Potongan Tarif Selama 8 Hari