
Guterres: Umat Manusia telah Membuka “Kotak Pandora” yang Penuh Masalah
Sekjen PBB, Antonio Guterres
Foto: AFP/Luis ACOSTANEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, pada Rabu (15/1) memperingatkan bahwa umat manusia telah melepaskan “kotak Pandora” berisi berbagai masalah, termasuk teknologi yang tak terkendali yang berisiko menjungkirbalikkan eksistensi umat manusia.
Hal itu dikemukakan Guterres dalam pidatonya di Majelis Umum untuk prioritas PBB sepanjang tahun ini, pada saat organisasi tersebut menghadapi krisis dan polarisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Tindakan kita atau tidak adanya tindakan kita, telah melepaskan kotak Pandora berisi berbagai masalah zaman modern," kata Guterres. "Empat dari masalah tersebut menonjol karena mewakili, paling tidak, ancaman yang dapat mengganggu setiap aspek agenda kita dan, yang paling buruk, menjungkirbalikkan eksistensi kita, yaitu konflik yang tak terkendali, ketimpangan yang merajalela, krisis iklim dan teknologi yang tak terkendali," imbuh dia.
Saat ini PBB menghadapi beberapa krisis terburuk dalam sejarahnya. Badan pengambil keputusan tertinggi organisasi tersebut yaitu Dewan Keamanan, lumpuh. Perang di Gaza telah menyebabkan Israel dan sekutunya menyerang kenetralan PBB, dan pasukan penjaga perdamaian helm biru telah terperangkap dalam baku tembak di Lebanon dan Suriah.
Kembalinya Presiden terpilih AS Donald Trump ke Gedung Putih dapat semakin memperumit agenda Guterres, para ahli memperingatkan.
"Ya, menang ada kemajuan di dunia kita yang penuh gejolak," kata Guterres, sambil menunjuk pada keberhasilan relatif gencatan senjata di Lebanon dan laju pengembangan energi terbarukan.
"Namun janganlah kita berilusi: Dunia ini benar-benar penuh kekacauan dan ketidakpastian yang parah. Konflik terus bertambah, menjadi semakin runyam dan mematikan. Perpecahan geopolitik yang semakin dalam dan ketidakpercayaan semakin memperburuk keadaan. Ancaman nuklir mencapai titik tertinggi dalam beberapa dekade," tutur dia.
Pelanggaran dan Serangan
Saat konflik berkecamuk di Sudan dan Gaza, Guterres mengatakan spektrum hak asasi manusia terus-menerus diserang. Kekebalan hukum merajalela dengan serangkaian pelanggaran hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan Piagam PBB, dan serangan secara sistematis terhadap lembaga-lembaga PBB.
Ketika upaya untuk menengahi gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza tampaknya mendekati terobosan, Guterres menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata yang berkelanjutan.
"Saya sangat mengimbau semua pihak untuk menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera," kata dia.
Guterres juga menyatakan kekhawatirannya tentang reorganisasi yang sedang berlangsung di Timur Tengah, mulai dari Iran hingga Suriah, dan apa dampak yang dapat ditimbulkannya.
"Di seluruh kawasan, kita menyaksikan perubahan di Timur Tengah. Yang masih belum jelas adalah apa yang akan terjadi," kata dia. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 2 Kabupaten Meranti mulai laksanakan Program Makan Bergizi Gratis
- 3 Pram-Rano Akan Disambut dengan Nuansa Betawi oleh Pemprov DKI
- 4 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 5 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji