Edukasi MBG Bantu Anak Promosikan Kecukupan Gizi pada Keluarga
Staf Ahli Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, dalam temu media dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-65 di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Foto: ANTARAJAKARTA– Badan Gizi Nasional (BGN) mengatakan edukasi yang diberikan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan dapat menjadikan anak sebagai agen perubahan di keluarga, agar keluarga dapat memilih makanan bergizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi.
Staf Ahli BGN, Ikeu Tanziha, mengatakan di Jakarta, Selasa (21/1), MBG merupakan upaya dalam mempromosikan kesadaran memilih makanan bergizi, seperti yang disoroti oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai tema Hari Gizi Nasional ke-65.
Ikeu menyebutkan menu dalam program MBG disajikan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) oleh Kemenkes.
"Jadi kalau untuk sarapan, itu sekitar 20 sampai 25 persen. Jadi AKG dalam satu kali,dan itu berbeda-beda. Jadi ada untuk balita, untuk anak usia sekolah. Anak usia sekolah juga berbeda-beda, SD, SMP, SMA, termasuk PAUD. Kemudian, untuk ibu hamil juga berbeda," ucapnya.
Dia menyebutkan setiap makan diharapkan guru menerangkan tentang menu MBG yang disajikan agar anak paham tentang makanan yang bergizi. Dengan edukasi demikian, anak dapat mengubah perilaku makannya dan membawa kebiasaan tersebut ke rumah sehingga anggota keluarga lain mengikuti.
Ikeu juga berharap adanya transisi dalam pola konsumsi, mengubah cara pandang anak terhadap makanan Indonesia, dari yang awalnya makan makanan kebarat-baratan, menjadi memakan makanan lokal.
Ikeu menuturkan kebiasaan menyebut makanan Indonesia sebagai makanan tradisional membuat anak-anak tidak mau mengonsumsi pangan lokal.
"Nah, makanan kita itu adalah makanan budaya Indonesia,dan budaya Indonesia juga bukan hanya tradisional, banyak yang kontemporer. Banyak yang kontemporer, yang kekinian," katanya.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, mengatakan saat ini tantangan dalam pola konsumsi berubah. Dahulu masalahnya adalah makanan yang sulit, dan sekarang masalahnya adalah pilihan yang terlalu banyak.
Maria menyoroti tiga masalah nutrisi yang ada di Indonesia, yakni nutrisi yang kurang, defisiensi mikronutrien, dan kelebihan berat badan, termasuk obesitas. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang memilih makanan yang bergizi untuk dikonsumsi guna menangani isu-isu tersebut.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030