Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Cegah Kekeringan, BWS Perkuat Ketahanan Air Bendungan Tapin Kalsel

Foto : ANTARA/HO PPK Bendungan Tapin

Potret Bendungan Tapin pada beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

BWS perkuat ketahanan air Bendungan Tapin Kalsel cegah kekeringan

KABUPATEN TAPIN - Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III memperkuat ketahanan air Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan untuk mengantisipasi ancaman dampak badai El Nino yang berpotensi menyebabkan kekeringan di wilayah produksi pangan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Tapin, Amir Rahman menyampaikan BWS Kalimantan III telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghadapi cuaca yang berpotensi ekstrem.

"Menanggapi isu tersebut unit pengelola Bendungan Tapin di bawah BWS Kalimantan III melakukan persiapan dengan melakukan penyediaan volume tampungan air mendekati volume batas operasi normal atas," ujar Amir di Rantau, Kabupaten Tapin, Jumat.

Tindakan tersebut dilakukan, kata Amir, agar saat El Nino tiba, Bendungan Tapin yang memiliki kapasitas 56,77 juta meter kubik ini siap secara tampungan hingga operasi pengeluaran yang termonitor sesuai kebutuhan air irigasi dan air baku.

"Berdasarkan arahan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) agar setiap pengelola bendungan melakukan pengaturan volume di bendungan dengan semaksimal mungkin," ucap Amir.

Instruksi itu, kata Amir, selaras dengan arahan Direktorat Jenderal SDA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yaitu agar ada pengaturan pengoperasian pintu-pintu bendungan.

"Hal tersebut sudah kami lakukan sesuai dengan arahan Direktorat Jenderal SDA" ungkapnya.

Sebagian sarana koneksi air dari Bendungan Tapin ke lahan pertanian, tahun 2022 pemerintah pusat sudah selesai melakukan modernisasi irigasi tua dengan biaya mencapai Rp115 miliar bersumber dari pinjaman luar negeri.

Dengan panjang mencapai 27 kilometer, sementara ini ada 15 perkumpulan pertanian menikmati air bendungan itu. Produksi mereka diklaim meningkat karena bisa melakukan tanam lebih dari sekali dalam setahun.

Dengan adanya irigasi kelas premium itu maka diharapkan ketahanan air dan pangan nasional di Kabupaten Tapin dapat terwujud meskipun dilanda badai El Nino.

Adapun sejumlah langkah lain yang dilakukan dan direncanakan BWS Kalimantan III terkait fenomena alam ini, yaitu disiplin melakukan koordinasi dengan pihak terkait, seperti TNI, Polri hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

"Langkah mitigasi ini dilakukan agar pada saat terjadi bencana kemarau ekstrem BWS Kalimantan III terlebih dahulu mendapatkan informasi kejadian dan melakukan perencanaan penanganan terkait bencana kekeringan," tutur Amir.

Ada juga mitigasi dari Unit Pengelola bendungan (UPB). Mereka, kata Amir, memprediksi inflow Bendungan Tapin berdasarkan data perhitungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Hal ini dilakukan agar pengoperasian pengeluaran air dapat lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan air seusai dengan kondisi sungai di hilir," ungkap Amir.

Terbaru ini, kondisi bendungan yang diresmikan Presiden Jokowi pada Februari 2021 lalu di Desa Pipitak Jaya, Kabupaten Tapin. Saat ini, kata Amir, beroperasi dengan normal dan berstatus aman.

"Untuk himbauan secara resmi dari UPB Tapin belum ada, akan tetapi kami menghimbau terhadap masyarakat dan pemerintah daerah, terutama masyarakat Kabupaten tapin agar bisa dengan lebih bijak dalam menjaga kebersihan air agar pemanfaatan air dapat dirasakan secara menyeluruh," ujarnya.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top