Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 24 Jan 2025, 16:08 WIB

Bulan Depan WHO ke Indonesia. BPOM Langsung Cek Kesiapan Lab Uji Klinis

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar saat mengecek fasilitas pengujian PT. Equilab International di Jakarta Selatan, Jumat (24/1)

Foto: istimewa

JAKARTA-Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkapkan bahwa pada Februari 2025, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan datang ke Indonesia. Kunjungan ini untuk mengecek kesiapan Indonesia untuk bergabung sebagai salah satu otoritas terdaftarnya (WHO-Listed Authority).

Karena itu ujar Taruna, BPOM bersiap dengan memantau kapasitas sejumlah lab uji klinik. Kemampuan melakukan uji klinis adalah salah satu yang menjadi bahan pertimbangan organisasi internasional itu, selain praktik kebijakan serta produksi obat-obatan yang baik.

Saat ini, ndonesia baru mencapai maturitas level 3 dari WHO NRA Benchmarking, dan RI ingin naik jadi tingkat maturitas 4 atau 5.

"Bulan depan untuk menggapai posisi itu, kita akan dikunjungi langsung dari tim, dari WHO ke Indonesia, ke Jakarta. Kan ini sudah beberapa bulan, hampir 5-6 bulan sudah tiap saat melakukan asesmen lewat online," kata Taruna di Jakarta, Jumat (24/1)

Badan POM papar Taruna, berkunjung ke sejumlah laboratorium uji klinis, salah satunya milik Equilab, guna mengecek kesiapan kapasitas uji klinis, misalnya untuk uji kosmetik. Equilab, katanya, memiliki reputasi yang sangat bagus di Asia Tenggara. Berdasarkan pengamatannya, lab tersebut sesuai dengan standar BPOM.

Taruna menilai, selain untuk meraih status WLA, uji klinis adalah salah satu komponen penting dalam menarik investasi. Dengan uji klinis yang baik, investor akan tertarik pada Indonesia, dan mempercayakan produksinya.

Berbagai regulasi dibuat untuk kemudahan berinvestasi, namun BPOM tetap mengikat perusahaan dengan ketentuan transfer teknologi setelah lima tahun di Indonesia. "Yang kedua dengan cara seperti ini juga bisa menurunkan harga obat," katanya.

Kemudian, kata Taruna, uji klinis yang bagus dapat meningkatkan potensi obat-obatan herbal Indonesia menjadi produk obat herbal terstandar.

Saat ini ada lebih dari 17 ribu obat asli Indonesia, namun yang diuji secara klinis baru 97, dan yang menjadi obat 21.

Produk Bermutu

Direktur Utama PT. Equilab International Ronal Simanjuntak pada kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya mendukung BPOM dalam meraih status WHO, seperti dengan cara menghasilkan produk-produk yang bermutu, pengujian vaksin.

Sebagai organisasi riset klinis terang Ronal, mereka berupaya menguji berbagai produk, seperti fitofarmaka, vaksin, dan produk terapeutik guna memperkuat sektor farmasi nasional.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.