Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Badan Meteorologi Jepang Peringatkan Lebih Banyak Gempa di Timur Tokyo

Foto : KYODO

Warga berjalan di antara rumah-rumah yang runtuh di Suzu, Prefektur Ishikawa, pada Kamis. Pemerintah memberikan prioritas pada peningkatan kondisi kehidupan para korban dan memenuhi kebutuhan kesehatan mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Badan meteorologi Jepang memperingatkan akan terjadi lebih banyak gempa bumi di Prefektur Chiba, di timur Tokyo, setelah serangkaian gempa dalam beberapa hari terakhir, serta mendeteksi adanya pergerakan pelan (slow-slip)lempeng tektonik lepas pantai.

Peristiwa slow-slip diyakini terjadi di Semenanjung Boso di perbatasan antara lempeng benua dan lempeng Laut Filipina, menurut Otoritas Informasi Geospasial Jepang.

Pergerakan kerak yang tidak normal terdeteksi sekitar Senin (26/2). Berdasarkan data yang dikumpulkan hingga Rabu (28/2), pergerakan lempeng bumi hingga sekitar 2 sentimeter diperkirakan terjadi pada permukaan batas lempeng, kata organisasi tersebut pada Jumat (1/3).

Sejumlah gempa bumi terjadi ketika tekanan pada garis patahan atau area antara lempeng tektonik menumpuk dan pecah.

Pergerakan cepat pada bidang sesar, yang biasanya mengakibatkan gempa bumi, merupakan pelepasan regangan yang terlihat dalam jangka waktu beberapa detik, sedangkan pergerakan lambat pada bidang sesar merupakan pergerakan yang dapat berlangsung selama berhari-hari atau bahkan bertahun-tahun.

Menurut Badan Meteorologi Jepang, aktivitas seismik meningkat relatif sejak Senin di lepas pantai timur Prefektur Chiba, termasuk gempa berkekuatan 4,9 pada hari Kamis dan gempa berkekuatan M5,2 pada Jumat.

Mengingat rekor gempa yang pernah terjadi di wilayah tersebut, badan tersebut pada Jumat meminta masyarakat untuk mewaspadai "gempa kuat," dengan menyebutkan kemungkinan gempa yang berkekuatan skala kurang dari 5, dari skala intensitas seismik Jepang 7.

Tingkat skala lebih rendah dari 5 didefinisikan sebagai situasi di mana orang-orang merasa perlu untuk memegang sesuatu yang stabil dan barang-barang di rak dapat terjatuh.

Peristiwa slow-slip juga telah diamati di Semenanjung Boso sebanyak enam kali antara Mei 1996 dan Juni 2018, menurut Otoritas Informasi Geospasial Jepang.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top