Awal Tahun, Harga Bahan Pokok di Bekasi Masih Tinggi
Penjual telur di Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sedang melayani pembeli.
Foto: ANTARABEKASI - Harga bahan pokok mulai dari minyak, telur, cabai, daging hingga bawang di sejumlah pasar tradisional wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terpantau masih tinggi pada pekan perdana tahun 2025.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Helmi Yenti menjelaskan, tinggi harga bahan pokok akibat dari kondisi inflasi yang dialami wilayah itu sejak pekan ketiga Desember 2024.
"Beberapa harga barang telah melebihi acuan pemerintah di pasar. Pada akhir Desember, inflasi tercatat dengan indeks harga mencapai +1,52 pada minggu ketiga dan +2,12 untuk minggu keempat," katanya di Cikarang, Sabtu (4/1).
Ia menjelaskan pemicu inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pada sedikitnya delapan komoditas bahan pokok meliputi minyak goreng rakyat dengan harga tertinggi mencapai Rp21.000 perkilogram dan daging ayam potong seharga Rp47.000 satu kilogram.
Kemudian komoditas lain juga dalam satuan kilogram yakni telur ayam ras Rp33.000, cabai keriting Rp70.000, cabai merah besar Rp70.000, cabai rawit hijau Rp50.000, cabai rawit merah Rp75.000 dan bawang putih Rp45.000.
Ia pun menyebutkan bahwa faktor kondisi alam yakni cuaca ekstrem di sejumlah daerah pemasok sejak pekan-pekan akhir tahun lalu berdampak pada hasil pertanian sehingga harga komoditas bahan pokok turut melonjak.
"Pengaruh cuaca ekstrem. Kita banyak memasok dari Garut dan Madura. Di wilayah itu harga naik, jumlah produsen pun berkurang. Mereka cenderung memprioritaskan kebutuhan lokal terlebih dahulu, baru kemudian mengirim ke luar daerah. Akibatnya, meski stok memadai, tinggi permintaan menyebabkan harga tetap tinggi," ucapnya.
Helmi mengaku pemerintah daerah telah menyiapkan strategi khusus mengatasi lonjakan harga dimaksud. Salah satunya melalui penetrasi pasar menyasar para pedagang serta operasi pasar murah kepada masyarakat.
"Operasi pasar ini juga akan menyasar pedagang serta distributor, termasuk memastikan ketersediaan seluruh komoditas," ucapnya.
Pedagang Pasar Tambun Epi (41) mengungkapkan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga secara bertahap sejak sebelum Hari Raya Natal 2024 sampai tahun baru 2025.
"Cabai merah sampai tembus Rp100.000 per kilogram dari sebelumnya Rp60.000. Bawang merah semula Rp30.000 menjadi Rp40.000. Kenaikan harga ini juga tidak sebanding dengan pembeli yang justru sepi," katanya.
Kondisi serupa dirasakan pedagang telur ayam Pasar Tambun Aan (38) yang mengaku terpaksa menjual seharga Rp31.000 per kilogram dari harga semula hanya Rp26.000 sejak sepekan menjelang Hari Raya Natal 2024.
"Hingga awal Januari ini, harga telur ayam belum juga mengalami penurunan. Tinggi harga mempengaruhi pembeli. Penurunan pembeli 30 sampai 40 persen karena berbarengan juga sama liburan anak sekolah," ucapnya.
Sementara seorang warga setempat Clara (29) berharap harga bahan pokok segera turun karena dirinya terpaksa mengatur ulang pengeluaran sejak terjadi kenaikan harga beberapa bahan pokok seperti cabai, bawang merah dan telur.
"Pemerintah semoga bisa segera mengendalikan harga agar cepat turun, jangan terlalu mahal. Kita kan utama buat anak. Sekarang jadi mengurangi belanja yang tadinya beli cabai sekilo jadi seperempat. Awal tahun ini banyak pengeluaran, buat persiapan anak sekolah, belum lagi pas Rabu kemarin beli salmon buat konsumsi balita saja harganya bikin kaget," kata dia.(KR-PRA).
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 3 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 4 Kabar Gembira untuk Warga Jakarta, Sambung Air PAM Baru Kini Gratis
- 5 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
Berita Terkini
- Kemkomdigi sosialisasikan dan pantau Program Makan Bergizi Gratis
- Koperasi Bakal Dilibatkan dalam Program Nasional MBG, Begini Perannya
- Tim gabungan-Polres Kulon Progo masih mencari nelayan hilang di Congot
- Menperin-Menaker Petakan Industri Potensial dan Rentan
- Fapet UGM bentuk Satgas Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku