Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pusat Alam Semesta

Ajaran Aristoteles Pengaruhi Pendapat Matahari Sebagai Pusat

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teori Copernicus banyak mendapat penolakan dari para ilmuwan. Hal ini karena teori yang ia bangun bertolak belakang dengan ajaran Aristoteles yang begitu dominan saat itu. Ia berpendapat jika Bumi bergerak, maka seharusnya terjadi angin kencang yang konstan.

Teori Copernicus banyak mendapat penolakan dari para ilmuwan. Hal ini karena teori yang ia bangun bertolak belakang dengan ajaran Aristoteles yang begitu dominan saat itu. Ia berpendapat jika Bumi bergerak, maka seharusnya terjadi angin kencang yang konstan. Akibatnya benda-benda tidak akan jatuh secara vertikal.

Salah satu kritikus Copernicus yang paling terkenal adalah astronom Denmark, Tycho Brahe (1541-1601). Ia mengklaim melakukan pengamatan jauh lebih akurat daripada yang pernah dilakukan Copernicus dengan merumuskan teori semacam kompromi.

Planet-planet memang berputar mengelilingi Matahari, tetapi Matahari itu sendiri dan bintang-bintang tetap berputar mengelilingi bumi yang tidak bergerak. Secara matematis, model ini memberikan hasil yang sama dengan Copernicus, tetapi tidak bertentangan dengan Alkitab atau Aristoteles.

Sedangkan ilmuwan Italia terkenal, Galileo Galilei (1564-1642) yang penganut heliosentrisme sejak masa mudanya menjadi pembela utamanya. Berdasarkan eksperimen, dia menolak fisika Aristoteles dan membuatnya masuk akal bahwa Bumi bergerak tanpa manusia sadari.

Sejak 1609, Galileo adalah salah satu orang pertama yang mempelajari benda langit dengan teleskop. Dia membuat dua penemuan spektakuler yang mendukung heliosentrisme. Dia menemukan bahwa empat benda langit berputar mengelilingi planet Jupiter.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top