Iklan — Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Pencapaian Akademik Bukan Segalanya

KORAN-JAKARTA.COM | Selasa, 04 Jan 2022, 20:07 WIB
iklan kopi jjroyal sidebar

JAKARTA - Menyambut semester baru, platform belajar dari Ruangguru melakukan riset terhadap 360 responden. Tujuannya memahami aspirasi dan persepsi masyarakat terhadap makna pendidikan dan prestasi.

Hasil riset menunjukkan mayoritas responden meyakini bahwa pendidikan merupakan kunci jaminan masa depan yang lebih sejahtera dan tidak terbatas hanya pada pencapaian akademis. Responden melihat motivator dan inspirasi justru datang dari teman kelas yang mampu menyeimbangkan kesenangan dan tanggung jawab akademis.

Pencapaian Akademik Bukan Segalanya Doc: ISTIMEWA

Ket. prestasi

"Sebagian besar responden menyatakan bahwa makna juara bagi mereka adalah saat mampu untuk membuat perubahan yang lebih baik di dalam hidup. Tidak banyak responden terinspirasi temannya yang selalu meraih ranking 1 di kelas," kata VP Marketing, Ruangguru Ignatius Untung Surapati, dalam konferensi pers daring Selasa (4/1).

Namun, mayoritas responden juga menganggap bahwa sistem pendidikan terkadang memiliki keberpihakan kepada pelajar dengan ranking atas. Padahal mereka senang dengan pendidik yang dapat merangkul semua pelajar dan mengajarkan materi secara menyenangkan.

Menurut Ignatius, fungsi nilai akademis dan ranking seharusnya hanya sebatas tolok ukur pemahaman materi dan menjadi landasan strategi sistem pendidikan dalam mengatur program studi. Nilai tersebut bukan sebagai patokan penilaian kesuksesan dan standar prestasi siswa yang bersifat final.

Ia mengungkapkan, Ruangguru percaya bahwa pendidikan harus inklusif. Oleh karena itu, Ruangguru meluncurkan kampanye bertajuk #IniBaruJuara. Kampanye ini mengusung semangat inklusivitas dan merupakan ajakan bagi seluruh pemangku kepentingan di dalam sistem pendidikan untuk kembali meredefinisikan makna prestasi dan merayakan perubahan diri menjadi versi yang lebih baik.

"Melalui kampanye #IniBaruJuara, Ruangguru menegaskan bahwa pendidikan berkualitas, tidak berjarak, dan fleksibel harus menjadi hak semua siswa. Kami mengerti bahwa kesuksesan dan prestasi memiliki keanekaragaman makna, dan senantiasa dijadikan sebagai cerminan atau refleksi nilai diri setiap pribadi," kata dia.

Pesan kampanye tersebut menegaskan pentingnya pendidikan yang inklusif untuk mencerdaskan anak bangsa. Makna belajar adalah proses penganyaman ilmu dan keterampilan untuk menjadi versi diri yang lebih baik dari sebelumnya, oleh karena itu, seharusnya setiap pencapaian, baik besar maupun kecil, patut diakui dan dihargai.

Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo memaparkan, orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam membantu menanamkan pola pikir pro-growth, yaitu pola pikirseseorang yang memahami bahwa kemampuan atau bakat yang dimilikinya sejak kecil merupakan sebuah permulaan.

"Orang tua dan pendidik patut menuntun anak-anak sehingga dapat menanamkan pola pikir yang mengakui segala bentuk pencapaian bukan hanya akademik saja. Tujuannya bukan hanya demi kebaikan tetapi juga untuk membangun rasa percaya diri mereka," ujar dia.

Menurut aktor sekaligus Duta Belajar Ruangguru, Nicholas Saputra,ia merasakan relevansi terhadap pesan kampanye #IniBaruJuara. Berdasarkan pengalaman, Nicholas pun melihat begitu banyak pihak yang masih mendefinisikan prestasi sebagai sebuah pencapaian signifikan yang hanya diukur dari nilai akademis.

"Sejak saya di bangku sekolah hingga sekarang, masih banyak pihak yang memandang prestasi akademis sebagai tolok ukur utama dan cerminan nilai diri. Itulah sebabnya, ketika nilai ujian kurang baik, semangat pelajar rentan patah," ungkapnya.

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Haryo Brono
Tren Saat Ini
Realtime
Ads
Berita Terkait

Banjarmasin Darurat Sampah, Pemkot Carikan Solusi

Jumat, 11-Jul-2025 | Sriyono

Daerah Banjarmasin Darurat Sampah,...
Video Pilihan
Ancaman Kenaikan Harga Pangan di Tengah Banjir dan Jelang Ramadhan