RI Jangan Terlalu Terbuai Jadi Negara Maju
Foto : Sumber: Bank Dunia – Litbang KJ/and - KJ/ONES
>> Dengan masuk resesi ekonomi, seharusnya semakin realistis bahwa sulit keluar dari middle income trap.
>> Masalah fundamental masih menumpuk termasuk mental birokrat dan aparat hukum yang kerap merongrong pengusaha.
JAKARTA – Target Indonesia Emas dengan harapan menjadi salah satu negara yang maju kala berumur 100 tahun atau 2045 mendatang jangan menjadi mimpi yang menyebabkan semua elemen bangsa terbuai. Sebab, untuk menjadi sebuah negara maju, Indonesia harus melakukan berbagai perbaikan secara fundamental yang dikenal dengan reformasi struktural.
Peneliti Ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet , yang diminta pendapatnya di Jakarta, Jumat (27/11), mengatakan saat ini harus realistis di mana dalam kondisi normal tanpa ada krisis Indonesia hanya tumbuh di kisaran 5 persen atau dalam kategori negara berpendapatan menengah. Makanya, selalu diingatkan agar tidak terjebak dalam middle income trap.
“Itu dalam kondisi normal, apalagi dengan masuk resesi ekonomi akibat Covid-19, ekonomi malah berkontraksi dua kuartal berturut-turut, jadi semakin runyam untuk menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 8 persen,” kata Rendy.
Kondisi RI kian sulit dengan melihat tren deindustrialisasi dini serta masih menumpuknya permasalahan fundamental ekonomi, seperti minimnya dukungan sektor keuangan, biaya logistik yang tinggi, kredit usaha, dan mental birokrat, serta aparat hukum yang sering merongrong pelaku usaha dengan berbagai pajak siluman yang tidak jelas.
“Masih banyak pekerjaan rumah untuk mencapai target itu,” tegas Rendy.
Belajar dari pengalaman negara lain yang sudah lulus menjadi negara maju dan berhasil lepas dari jebakan kelas menengah seperti Korea Selatan, setidaknya ada dua pelajaran yang bisa ditiru dari Negeri Ginseng itu.
Pertama, pada saat akhirnya naik kelas ke high income, pertumbuhan ekonominya berada di kisaran 9 hingga 10 persen. Kedua, pertumbuhan itu bisa dicapai salah satunya dengan mendorong industri manufaktur, di saat Korsel naik kelas share industri manufakturnya berada di kisaran 25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Tak hanya itu, industri manufakturnya pun, tambahnya, akhirnya berkembang menjadi industri manufaktur dengan nilai tambah yang tinggi. “Untuk bisa lepas dari jebakan kelas menengah tentu harus mendorong pertumbuhannya rata-rata di kisaran 8–9 persen dan juga menjadikan industri manufaktur sebagai engine of growth,” kata Yusuf Rendy.
“Middle Income Trap”
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan untuk mendapatkan status negara maju maka pertumbuhan ekonomi Indonesia wajib tinggi. Menkeu memperkirakan ekonomi Indonesia harus tumbuh 8 persen year on year (yoy) secara berkelanjutan jika ingin luput dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
Untuk menjadi negara maju, Indonesia, jelas Menkeu, bisa belajar dari negara lain seperti Singapura yang mengalami lompatan pertumbuhan ekonomi sejak 1971 hingga 1979 dengan besaran yang terjaga di level 8 persen. Bahkan, tetap terjaga di level 8 persen sampai tahun 1990. Sehingga Singapura pun bisa keluar dari middle income trap.
“Oleh karena itu, kita perlu benar-benar bekerja secara detail dan betul-betul memiliki determinasi, untuk mengatasi masalah struktural yang biasanya menghambat negara lebih maju pendapatannya,” kata Menkeu dalam seminar bertajuk Indonesia Emas 2045: Lulus dari Middle Income Trap, pada Jumat (27/11).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa stabilitas ekonomi makro harus konsisten dijaga. Meski diakui syaratnya memang tidaklah mudah. Selain itu, hal yang fundamental harus ditingkatkan yaitu kualitas sumber daya manusia.
Kemudian, infrastruktur masih sangat dibutuhkan meskipun Indonesia sudah melakukan pembangunan yang cukup banyak.
Hal yang tak kalah penting kata Menkeu adalah urusan birokrasi di Indonesia yang diakuinya masih berbelit-belit, sehingga perlu untuk disederhanakan agar terjadi transformasi ekonomi.
Sebelumnya, Menkeu juga mengatakan pandemi Covid-19 tidak mengubah target Indonesia untuk bisa menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang. “Dalam 25 tahun lagi, harapannya Indonesia masuk dalam empat negara dengan perekonomian terbesar di dunia,” tutup Menkeu. n ers/E-9
Submit a Comment