Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Yayasan Kesehatan Perempuan: Angka Kematian Ibu Tertinggi Ada di Papua

Foto : (ANTARA/Anita Permata Dewi)

Paparan yang disampaikan oleh Direktur Yayasan Kesehatan Perempuan Nanda Dwinta Sari dalam webinar bertajuk "Bahaya Perkawinan Anak dan Perkawinan Anak menurut UU TPKS", di Jakarta, Rabu (17/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Yayasan Kesehatan Perempuan,Nanda Dwinta Sari mengatakan bahwa provinsi dengan angka kematian ibu (AKI) yang tinggi berada di wilayah timur Indonesia.

"Capaian angka kematian ibu di Indonesia masih timpang. AKI di Indonesia paling rendah ada di DKI Jakarta dan yang tertinggi di Papua," kata Nanda Dwinta Sari dalam webinar bertajuk "Bahaya Perkawinan Anak dan Perkawinan Anak Menurut UU TPKS", di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan angka kematian ibu di Pulau Jawa yang terendah di DKI Jakarta sebanyak 48 kematian, tertinggi Jawa Barat dengan 187 kematian.

Pulau Sumatera, terendah Kepulauan Riau dengan 142, tertinggi Aceh sebanyak 201.

Di Kalimantan, terendah Kalimantan Timur dengan 177, tertinggi Kalimantan Barat sebanyak 246.

Di Sulawesi, terendah Sulawesi Selatan 192 dan tertinggi Sulawesi Barat 274 kematian.

"Maluku dan Papua, terendah Maluku Utara 255 dan tertinggi Papua 565," katanya.

Sementara di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, terendah di Bali dengan angka 85 dan Nusa Tenggara Timur tertinggi dengan 316 kematian.

Iamenuturkan bahwa penyebab kematian ibu ada dua, yakni penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

"Penyebab langsung berkaitan dengan kehamilannya, bisa karena perdarahan, preklamsia, hipertensi," kata Nanda Dwinta Sari.

Sementara penyebab tidak langsung adalah karena faktor Tiga Terlambat (3T) dan Empat Terlalu (4T).

3T dan 4T merupakan program pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan BKKBN dalam pencegahan kematian ibu.

"Tiga terlambat itu perempuan terlambat memutuskan, terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan," katanya. Ant


Redaktur : -
Penulis : Antara, Opik

Komentar

Komentar
()

Top