
Tentang Gerhana Bulan Total yang Terjadi Hari Ini, Simak Penjelasan NASA
Proses terjadinya gerhana bulan total.
Foto: nasa.orgJAKARTA – Gerhana bulan total atau blood moon terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi dan tampak memerah pada malam tanggal 13 Maret atau dini hari tanggal 14 Maret 2025, tergantung wilayah dan zona waktu.
Gerhana bulan total kali ini akan terlihat dari Belahan Bumi Barat. Pemandangan terbaik akan terlihat dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Sebagian Afrika dan Eropa mungkin dapat melihatnya.
Di Indonesia, fenomena gerhana bulan total bisa diamati di wilayah Indonesia Timur pada hari Jumat (14/3) dalam fase gerhana penumbra pertama yang dimulai pukul 10.57 WIB atau.
"Gerhana tersebut bisa dilihat dari wilayah Indonesia bagian timur, untuk fase gerhana total berakhir dan fase gerhana berakhir,” kata Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG Syrojudin di Jakarta, Rabu (12/3).
Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui tentang gerhana bulan total atau blood moon, dikutip dari laman resmi NASA.
Apa itu Gerhana Bulan?
Gerhana bulan terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar sehingga Bulan masuk ke dalam bayangan Bumi. Dalam gerhana bulan total, seluruh Bulan berada di bagian tergelap bayangan Bumi, yang disebut umbra. Saat Bulan berada di dalam umbra, warnanya merah jingga. Gerhana bulan terkadang disebut "Bulan Darah" karena fenomena ini.
Cara Mengamati Gerhana
Tak perlu peralatan khusus untuk mengamati gerhana bulan, meskipun teropong atau teleskop akan meningkatkan penglihatan. Lingkungan yang gelap dan jauh dari cahaya terang akan memberikan kondisi penglihatan terbaik.
Mengapa Bulan Berubah Menjadi Merah?
Fenomena yang sama yang membuat langit kita biru dan matahari terbenam merah menyebabkan Bulan berubah menjadi jingga kemerahan selama gerhana bulan.
Cahaya matahari tampak putih, tetapi sebenarnya mengandung berbagai komponen—dan warna cahaya yang berbeda memiliki sifat fisik yang berbeda. Cahaya biru relatif mudah menyebar saat melewati atmosfer bumi. Sebaliknya, cahaya kemerahan bergerak lebih langsung melalui udara.
Saat Matahari bersinar tinggi pada hari yang cerah, kita melihat cahaya biru tersebar di seluruh langit di atas kepala. Saat matahari terbit dan terbenam, saat matahari berada di dekat cakrawala, sinar matahari yang masuk menempuh lintasan yang lebih panjang dan bersudut rendah melalui atmosfer Bumi hingga ke pengamat di darat.
Bagian sinar matahari yang berwarna biru tersebar di kejauhan (saat masih siang hari), dan hanya bagian spektrum kuning hingga merah yang mencapai mata kita.
Selama gerhana bulan, bulan tampak merah atau jingga karena sinar matahari yang tidak terhalang oleh planet kita disaring melalui lapisan atmosfer bumi yang tebal dalam perjalanannya menuju permukaan bulan. Seolah-olah semua matahari terbit dan terbenam di dunia diproyeksikan ke bulan.
Apa Lagi yang Bisa Diamati pada Malam Gerhana?
Planet Jupiter dan Mars bisa terlihat sekilas di langit barat pada malam terjadinya gerhana. Bulan akan berada di konstelasi Leo, di bawah kaki belakang singa, pada awal terjadinya gerhana; segera setelah itu, ia akan melintasi konstelasi Virgo. Saat bayangan Bumi meredupkan cahaya Bulan, konstelasi mungkin lebih mudah dikenali dari biasanya.
Berita Trending
- 1 Jalur pendakian Gunung Tambora masih ditutup imbas cuaca ekstrem
- 2 Demi Keselamatan, Menhub Tekankan Pentingnya Kesehatan Pengemudi
- 3 Ketua DPR Puan Maharani minta aparat usut ladang ganja di area TNBTS
- 4 Merch-Making Market Sebagai Music Merchandise Expo dengan Beragam Program Menarik
- 5 Bahaya Merokok Secara Berlebih Berdampak Pengaruhi Kesehatan Mental