Koran-jakarta.com || Senin, 24 Mar 2025, 15:35 WIB

Serangan Israel di Gaza: Ketegangan Meningkat, Korban Bertambah

  • palestina
  • Israel
  • Hamas

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan yang ditargetkan di kompleks Rumah Sakit Nasser di Gaza, mengklaim bahwa operasi tersebut menewaskan seorang anggota senior Hamas. Menurut pernyataan militer, serangan ini didasarkan pada intelijen mendalam dan menggunakan amunisi presisi guna meminimalkan kerusakan tambahan di sekitar lokasi. IDF menuduh bahwa Hamas kerap memanfaatkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sebagai tempat persembunyian dan pusat operasi militer, yang dikategorikan sebagai pelanggaran hukum internasional.

Ket.

Doc: Novinite

Selain serangan terhadap rumah sakit, IDF juga mengonfirmasi kematian dua komandan senior Hamas dalam operasi terpisah. Ahmad Salman 'Awj Shimali, yang disebut sebagai wakil komandan Brigade Gaza Hamas, dilaporkan bertanggung jawab atas perencanaan operasi militer dan mempersiapkan pasukan untuk serangan 7 Oktober. Sementara itu, Jamil Omar Jamil Wadiya, yang memimpin Batalyon Shejaiya, dituduh terlibat dalam serangan yang menyebabkan kematian seorang remaja Israel.

Di lapangan, situasi tetap tegang seiring dengan operasi udara dan darat Israel yang terus berlangsung di wilayah Beit Hanoun dan Rafah. Selain itu, serangan udara Israel juga menargetkan posisi Hizbullah di Lebanon, meningkatkan risiko eskalasi konflik lintas batas. Sementara itu, di Gaza, situasi kemanusiaan semakin memburuk. Pejabat PBB, Philippe Lazzarini, memperingatkan kemungkinan krisis kelaparan besar akibat terbatasnya pengiriman bantuan kemanusiaan yang masuk ke wilayah tersebut.

Di tengah meningkatnya konflik, Utusan Khusus AS Steve Witkoff menyalahkan Hamas atas kegagalan dalam memperpanjang gencatan senjata. Ia menolak klaim bahwa Israel telah menggagalkan negosiasi damai dan menyatakan bahwa Hamas menolak perjanjian yang berpotensi memperpanjang gencatan senjata hingga April. Di sisi lain, Hamas membantah tuduhan tersebut, dengan menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pihak yang menarik diri dari kesepakatan dan menolak tekanan internasional untuk tetap mematuhinya.

Jumlah korban terus diperdebatkan karena berbagai sumber melaporkan angka yang berbeda. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 50.021 korban tewas dan lebih dari 113.000 orang terluka, sementara Kantor Media Pemerintah Gaza mengklaim jumlah korban tewas telah melebihi 61.700 jiwa. Di pihak Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober lalu menewaskan 1.139 orang dan lebih dari 200 orang disandera.

Situasi yang semakin memanas ini menimbulkan keprihatinan internasional, dengan berbagai upaya diplomasi yang masih menemui jalan buntu. Tekanan terhadap Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata terus meningkat, namun kedua belah pihak masih bersikeras pada posisi masing-masing. Dengan terus berlanjutnya serangan dan memburuknya kondisi kemanusiaan, konflik ini diperkirakan akan berlarut-larut tanpa solusi yang jelas dalam waktu dekat.

Sejumlah negara dan organisasi internasional telah menyerukan gencatan senjata segera serta peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, dengan operasi militer yang masih berlangsung di berbagai wilayah dan belum adanya kesepakatan antara kedua pihak, ketegangan di kawasan tersebut tampaknya akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

Tim Redaksi:
P
L

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Paundra Zakirulloh

Artikel Terkait