Koran-jakarta.com || Kamis, 27 Mar 2025, 01:00 WIB

Asia Tetap Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Global

  • Ekonomi Global

Hainan - Terlepas dari meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, Asia tetap menjadi mesin pertumbuhan utama bagi perekonomian global, menurut sebuah laporan yang dirilis di Forum Boao untuk Asia (Boao Forum for Asia/BFA) pada Selasa (25/3).

Asia Tetap Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Global

Ket. Proyeksi Ekonomi I Tiongkok Terus Menjadi Pusat Rantai Manufaktur

Doc: istimewa Asia Tetap Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Global

Laporan tersebut menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil tertimbang di Asia diproyeksikan mencapai 4,5 persen pada 2025, meningkat dari 4,4 persen di 2024.

"Meskipun ketidakpastian ekonomi global meningkat, Asia tetap menjadi mesin pertumbuhan utama bagi ekonomi dunia," menurut laporan bertajuk Asian Economic Outlook and Integration Progress.

Seperti dikutip dari Antara, Sekretaris Jenderal BFA Zhang Jun menyampaikan bahwa kawasan itu sedang menumbuhkan potensi dan peluang baru serta telah menjadi kekuatan penting sekaligus pilar yang menstabilkan dan menopang perekonomian global.

Ekonomi-ekonomi Asia, khususnya Tiongkok dan Asean, terus menunjukkan ketangguhan yang kuat kendati menghadapi berbagai tantangan, memimpin dunia di bidang-bidang seperti pertumbuhan ekonomi, perdagangan barang dan jasa, serta integrasi regional, tutur Zhang.Kinerja ekonomi Asia pada tahun lalu melampaui proyeksi yang dibuat oleh sejumlah institusi seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ujar Zhang Yuyan, profesor di bidang politik dan ekonomi internasional dari Universitas Akademi Ilmu Sosial Tiongkok.

Didirikan pada 2001, BFA merupakan organisasi internasional nonpemerintah dan nirlaba yang berkomitmen untuk mendorong integrasi ekonomi regional dan mendekatkan negara-negara Asia ke tujuan pembangunan mereka.

Mengusung tema "Asia dalam Dunia yang Berubah: Menuju Masa Depan Bersama" (Asia in the Changing World: Towards a Shared Future), forum tahun ini memiliki signifikansi praktis dan jangka panjang yang besar mengingat pembangunan global dibayangi oleh ketidakpastian yang meningkat akibat menguatnya unilateralisme, proteksionisme perdagangan, dan ketegangan geopolitik, menurut para analis.

Berdasarkan paritas daya beli, rasio PDB Asia dalam total PDB global akan meningkat menjadi 48,6 persen pada 2025, naik dari 48,1 persen di 2024, menurut perkiraan dari laporan tersebut.Investasi Langsung

Sebagai kawasan yang paling dinamis di dunia dari segi ekonomi, Asia telah menjadi pemain yang semakin krusial dalam investasi langsung lintas perbatasan global, dengan dependensi investasi asing langsung ke dalam dan ke luar ekonomi-ekonomi Asia di kawasan itu sendiri mencapai 49,15 persen pada 2023, menurut laporan itu.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Tiongkok terus menjadi pusat rantai nilai manufaktur global.Sejak 2017, perdagangan barang setengah jadi global menjadi lebih bergantung pada Tiongkok dibandingkan Amerika Utara. Ketergantungan dunia pada Tiongkok dalam hal barang setengah jadi tercatat di angka 16 persen pada 2023, sedangkan Amerika Utara mencatat angka 15 persen.Friksi perdagangan yang dimulai oleh AS pada 2018 tidak memperkuat posisinya dalam rantai nilai manufaktur global, sebut laporan itu.

Tiongkok dan Asia telah menjadi pusat perdagangan bebas, ujar Temir Porras, direktur pelaksana di Global Sovereign Advisory, sembari menekankan bahwa Tiongkok yang berkomitmen dalam mendorong perdagangan bebas dan berbagi peluang pembangunan dengan dunia selalu menjadi hal positif.

Tim Redaksi:
E
A

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait