Semoga Ini Jadi Awal Perdamaian, Bangkok Konfirmasi Pembebasan Lima Sandera Thailand di Gaza
Ilustrasi - Pembebasan sandera di Gaza.
Foto: ANTARA/AnadoluIstanbul - Bangkok pada Kamis mengonfirmasi pembebasan lima sandera Thailand di Gaza dengan mengungkapkan apresiasi mendalam kepada para mediator atas upaya mereka dalam membebaskan warganya yang ditahan sejak Oktober 2023 di wilayah Palestina yang terkepung.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan bahwa mereka telah menerima konfirmasi dari Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Tel Aviv bahwa 5 lima sandera Thailand telah dibebaskan hari ini.
"Mereka sekarang sedang dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan medis di mana pejabat dari Kedutaan Besar dan Kementerian Luar Negeri akan melakukan perjalanan untuk memfasilitasi dan segera menghubungi keluarga mereka di Thailand," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT) pada Kamis mengamankan pembebasan lima sandera Thailand yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas di Gaza.
Menurut sumber keamanan, operasi tersebut dilakukan berdasarkan perintah langsung dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang terlibat dalam upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik di Gaza.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengungkapkan ucapan selamat yang tulus kepada keluarga sandera yang dibebaskan, serta mengucapkan apresiasi mendalam kepada Qatar, Mesir, Iran, Turki, AS, dan negara-negara sahabat lainnya.
Kementerian itu juga menyampaikan apresiasi kepada Komite Internasional Palang Merah dan semua pihak yang terlibat atas peran penting dalam pembebasan sandera Thailand di Jalur Gaza dan kepada Israel yang merawat mereka serta memfasilitasi kembalinya mereka ke Thailand.
“Sehubungan hal ini, Thailand menyerukan pembebasan semua sandera yang tersisa termasuk seorang warga negara Thailand secepatnya, sehingga mereka dapat kembali dengan selamat ke tanah air mereka dan keluarga tercinta mereka," kata kementerian itu.
Hamas pada Kamis juga membebaskan tiga sandera Israel dalam pertukaran ketiga di bawah ketentuan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari.
Gencatan senjata tersebut telah menangguhkan perang genosida Israel yang telah membunuh lebih dari 47.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak, di Gaza sejak 7 Oktober 2023 dan meninggalkan wilayah tersebut dalam kehancuran.
Berita Trending
- 1 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 4 Polresta Bukittinggi giatkan pengawasan objek wisata selama liburan
- 5 Cegah Kepunahan, Karantina Kepri Lepasliarkan 1.200 Burung ke Alam