Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

PM Inggris Tegaskan Langkah Cepat Diperlukan untuk Gencatan Senjata di Gaza

Foto : ANTARA/Anadolu

Ilustrasi - Ratusan orang melakukan aksi protes di depan parlemen Inggris guna menentang penjualan senjata ke Israel dan mendesak gencatan senjata di Gaza.

A   A   A   Pengaturan Font

London - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan kepada pemimpin Israel Isaac Herzog di Paris, Prancis, bahwa langkah-langkah cepat diperlukan menuju gencatan senjata di Jalur Gaza.

Melalui sebuah pernyataan, Minggu (28/7), Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan bahwa, selain untuk mewujudkan gencatan senjata, langkah-langkah tersebut juga sangat diperlukan agar para sandera dapat dibebaskan.

Langkah itu juga bisa memungkinkan banyak bantuan kemanusiaan masuk untuk warga Gaza yang membutuhkan.

"Perdana Menteri (Starmer) menegaskan dukungannya yang berkelanjutan bagi hak Israel untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional. Ia menegaskan, tidak ada kesetaraan moral antara tindakan Israel, negara demokratis, dan Hamas, organisasi teroris," bunyi pernyataan tersebut.

Starmer dan Herzog juga membahas kelanjutan kerja sama bilateral di bidang-bidang utama seperti perdagangan dan investasi.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina, Hamas.

Sejak 7 Oktober, sedikitnya 39.300 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 90.800 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur. Warga setempat juga mengalami krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituduh melakukan genosida.

ICJdalam putusan terbarunya memerintahkan Israeluntuk segera menghentikan operasi militernya Rafah, yang dihuni lebih dari satu juta warga Palestina yang mencari perlindungan dari perang sebelum kota di Gaza selatan itu diserang pada 6 Mei.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top