Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Perkuat Imunitas, Dinas Kesehatan Manggarai Pastikan Ketersediaan Stok Vaksin Anti Rabies

Foto : ANTARA/Fransiska Mariana Nuka

Anjing merupakan salah satu hewan penular rabies.

A   A   A   Pengaturan Font

Semua pihak hendaknya mendukung upaya vaksinasi, Dinas Kesehatan Manggarai pastikan ketersediaan stok vaksin anti rabies.

Lewoleba - Perkuat Imunitas. Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur memastikan stok vaksin anti rabies (VAR) bagi pasien yang mendapatkan gigitan hewan penular rabies (HPR) masih tersedia di kabupaten itu.

"Ketersediaan VAR di Kabupaten Manggarai selalu ada. Terhitung sejak bulan Januari 2023 Manggarai memiliki 1.000 vial VAR dan sisa stok per tanggal 24 Mei 2023 sebanyak 392 vial," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai drg Bartolomeus Hermopan ketika dihubungi dari Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, Ahad.

Sejak bulan Januari hingga 30 April 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai mencatat adanya 483 kasus gigitan HPR yakni gigitan anjing dan kucing.

Dari 483 kasus itu, kata Bartolomeus, ada dua kasus yang dinyatakan rabies berdasarkan diagnosa gejala klinis yang timbul dari korban.

Dia mengatakan para petugas selalu melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada kasus gigitan HPR.

Selain itu, Dinkes setempat juga mendistribusikan VAR ke puskesmas dan melayani pemberian VAR maupun serum anti rabies (SAR) kepada pasien yang mengalami gigitan. Tatalaksana penanganan pasien terkena gigitan rabies dilakukan sebagaimana penatalaksanaan gigitan HPR.

Dinkesmengimbau warga untuk segera membawa pasien yang mendapatkan gigitan anjing ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesegera mungkin. Hal itu dilakukan agar pasien bisa mendapatkan suntikan VAR dan atau SAR sesuai indikasi.

Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, dr Asep Purnama, Sp.PD mengatakan penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus gigitan HPR dapat menjadi salah satu langkah penanganan efektif pada kasus rabies.

Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD dr T. C. Hillers Maumere itu meminta para tenaga kesehatan untuk tidak panik dengan kejadian gigitan HPR.

Apabila ada kasus gigitan, penanganan harus dilakukan sesegera mungkin agar virus rabies tidak mencapai otak.

Untuk kasus dengan risiko rendah, pasien dapat langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR). Sedangkan untuk kasus dengan risiko tinggi, pasien harus diberikan VAR dengan serum antirabies (SAR).

"Jangan panik. Setelah digigit, cuci luka, langsung beri VAR atau SAR," demikian Asep Purnama.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top