Menlu Retno Minta Tiongkok Jaga Perdamaian dan Stabilitas di Indo-Pasifik
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Pertemuan Menlu ASEAN-Tiongkok di Vientiane, Laos, pada Jumat (26/7/2024).
Foto: ANTARA/HO-Kemlu RIJAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi meminta Tiongkok ikut serta menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.
Pernyataan itu disampaikan Menlu Retno dalam Pertemuan ASEAN-China Post-Ministerial Conference(PMC) di Vientiane, Laos, pada Jumat (26/7).
"ASEAN telah menjadi kontributor positif terhadap perdamaian, stabilitas kawasan, dan kemakmuran bersama. Karena itu, saya mengajak Tiongkok untuk terus mendukung sentralitas ASEAN serta mendukung berbagai mekanisme ASEAN," kata dia dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.
Dalam pertemuan yang diikuti Menlu Tiongkok Wang Yi, Menlu Retno menyampaikan apresiasi kepada Beijing yang menjadikan Bandung Spirit sebagai rujukan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Menurut dia, semangat solidaritas yang disuarakan sejak Konferensi Asia Afrika 1955 itu sangat diperlukan, terutama ketika situasi dunia sedang "terbelah" seperti saat ini.
"Rasa curiga dan saling tidak percaya adalah faktor utama yang membuat upaya membangun saling pemahaman jadi sulit dilakukan. Karena itu, komitmen kita bersama untuk mempertahankan dialog untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan sangatlah penting," kata Retno.
Lebih lanjut, Menlu Retno juga menyoroti isu di Laut Tiongkok Selatan yang terus menjadi batu sandungan dalam hubungan ASEAN-Tiongkok.
Para menlu ASEAN menggarisbawahi pentingnya mengimplementasikan Declaration of Conduct (DoC) dan segera menyelesaikan negosiasi Code of Conduct (CoC) sebagai pedoman tata perilaku di perairan strategis itu.
"Posisi Indonesia konsisten, yakni segala klaim, harus diselesaikan secara damai melalui dialog langsung antara pihak yang berkepentingan," ujar Retno.
Selanjutnya, ia memaparkan bahwa kemitraan ASEAN-Tiongkok terus tumbuh dan saling memberi manfaat selama lebih dari tiga dekade.
Tahun lalu, angka perdagangan ASEAN-Tiongkok mencapai hampir 20 persen dari total perdagangan ASEAN dan sepertiga dari total investasi yang masuk ke Asia Tenggara.
Menlu Retno juga mengutip "Laporan Survei Asia Tenggara" dari ISEAS Yusof Ishak tahun 2024, yang menyatakan persepsi masyarakat Asia Tenggara terhadap Tiongkok sebagai mitra ekonomi paling berpengaruh dan sebagai kekuatan politik yang strategis di kawasan.
Tahun lalu, Tiongkok telah menyampaikan dukungannya pada Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP), termasuk melalui komitmen 25 proyek konkret senilai 28,75 miliar dollar AS (sekitar Rp468,5 triliun) yang diumumkan pada ASEAN Indo-Pacific Forum di bawah keketuaan Indonesia.
"ASEAN siap terus bekerja sama dengan Tiongkok untuk memastikan realisasi seluruh proyek konkret tersebut, dan mengembangkan berbagai kolaborasi lainnya di empat pilar prioritas AOIP," ujar Retno.
Pertemuan ASEAN-China PMC mengadopsi pernyataan bersama peningkatan kerja sama aksi ranjau kemanusiaan (Humanitarian Mine Action).
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
Berita Terkini
- Jika MBG Berjalan dengan Skema Sentralistik, Celios Ingatkan Potensi Kerugian pada 2025 Bisa Sebesar Ini
- Untuk Menggenjot Produksi Pangan demi Wujudkan Swasembada, Infrastruktur Pertanian Terus Diperkuat
- KAI Rekayasa Operasional Kereta Api Jarak Jauh untuk Antisipasi Kemacetan Malam Tahun Baru
- Cegah Banjir, Jakarta Gelar Modifikasi Cuaca Tahap III
- Peragakan 44 Adegan, Polda Jateng Rekonstruksi Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang