Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Malaka Pernah jadi Pusat Perdagangan Penting Asia-Eropa

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Portugis tiba di Malaka pada 1509 dan tertarik dengan pemandangan pelabuhan yang indah. Dua tahun kemudian, Portugis kembali dengan kekuatan dan armada yang dipimpin oleh Afonso de Albuquerque merebut pelabuhan dengan menembakkan meriam superior mereka dan membakar setidaknya 12 kapal yang sedang berlabuh di pelabuhan.

Sebuah kelompok pendarat menggunakan senjata api mereka dengan baik dan memotong pasukan kecil sultan yang termasuk gajah perang. Portugis dibantu oleh pedagang Hindu Coromandel yang ingin meningkatkan perdagangan mereka sendiri di Semenanjung Malaya. Sultan Mahmud Syah, penguasa Malaka terakhir, akhirnya melarikan diri.

Keuntungan geografis dan fiskal Malaka jelas terlihat, seperti yang dicatat oleh seorang pejabat Portugis. "Siapa pun penguasa Malaka, tangannya di leher Venesia," tulis dia mengacu pada orang-orang Venesia kala itu menjadi saingan berat Portugis sebagai importir utama rempah-rempah ke Eropa.

Albuquerque mengkonsolidasikan keuntungannya dengan mengirimkan seorang duta besar ke Thailand dalam sebuah kapal Tiongkok untuk menyegel kesepakatan non-intervensi bersama. Dalam contoh lain dari diplomasi yang efektif, kapal-kapal Portugis pertama yang berlayar dari Malaka ke kepulauan rempah-rempah, termasuk perwakilan Muslim yang sudah akrab dengan perdagangan regional antara Malaysia dan Indonesia.

Kehadiran militer Portugis yang kecil di wilayah tersebut berarti bahwa Malaka berada di bawah ancaman konstan dari negara-kota saingan, khususnya Kesultanan Aceh yang berbasis di Sumatra bagian utara. Hubungan antara banyak kesultanan di bagian Malaysia ini merupakan sumber ketidakstabilan lainnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top