Kolonialisme Eropa Hancurkan Hubungan Antar Etnis di Rwanda
Sebelum masa damai seperti sekarang, masyarakat Rwanda kenyang dengan derita. Kolonialisme membuat tiga etnis Hutu, Tutsi, dan Twa yang sebelumnya hidup damai, saling konflik secara terus-menerus.
Sebelum masa damai seperti sekarang, masyarakat Rwanda kenyang dengan derita. Kolonialisme membuat tiga etnis Hutu, Tutsi, dan Twa yang sebelumnya hidup damai, saling konflik secara terus-menerus.
Rwanda kini telah bangkit menjadi negara modern. Yang mengejutkan negara bagian tengah Afrika ini pada 2018 oleh kepala Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Eric Solheim, menobatkan Kigali, ibu kota Rwanda sebagai kota terbersih di planet ini karena sampah nyaris tidak terlihat.
Untuk membuktikannya pernyataan PBB pada 2022, blogger Drew Binsky mengunjungi negara itu. Dari sini ia berpendapat Rwanda sebagai sebagai negara terbersih di dunia bahkan mengalahkan Singapura.
Tidak mudah untuk mencapai predikat itu. Pemerintah memiliki kebijakan yang membuat warganya bersih-bersih secara sukarela dalam kegiatan yang dikenal dengan sebutan Umuganda yang artinya kebersamaan untuk tujuan bersama. Inisiatif ini telah ada sejak 1962 ketika Rwanda memperoleh kemerdekaan dan menjadi program mingguan pemerintah pada 1974.
Namun perang saudara yang berujung pada peristiwa genosida pada 1994 yang menargetkan suku Tutsi membuat semuanya berantakan. Kini perdamaian tercapai dan negara ini pun kembali menerapkan Umuganda.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya