Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Kunjungi Beijing, Mendag Australia Ingin Perbaiki Hubungan Dagang dengan Tiongkok

Foto : Taipei Times/EPA EFE

Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia Don Farrell (kiri) berbicara dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao dalam sebuah konferensi virtual di Gedung Parlemen di Canberra pada Februari 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

SYDNEY - Menteri Perdagangan Australia Don Farrell hari ini mengunjungi Beijing guna bertemu dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao untuk mendorong penghapusan hambatan dalam perdagangan dan menguatkan hubungan diplomatik.

Farrell menyatakan sangat mendukung dimulainya lagi ekspor tanpa hambatan ke Tiongkok untuk semua sektor perdagangan Australia demi kepentingan kedua negara dan kepentingan para eksportir serta produsen Australia.

Kedua menteri itu juga akan memimpin sebuah komisi ekonomi bersama yang pertama kali diadakan pada 1986 namun ditangguhkan sejak 2017 ketika hubungan kedua negara memburuk karena perselisihan diplomatik.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Australia yang nilai perdagangan antara keduanya pada 2022 mencapai 267 miliar dolar Australia (Rp2.661 triliun), khususnya ekspor bijih besi. Bijih besi merupakan produk ekspor yang sulit didapatkan Tiongkok dari pihak selain Australia.

Sejak 2019 belum pernah ada menteri perdagangan Australia yang mengunjungi Tiongkok.

Ekspor minuman anggur, daging sapi, barli, batu bara, makanan hasil laut, dan kayu Australia ke Tiongkok mengalami tekanan karena dibatasi Tiongkok pada 2020. Seorang jurnalis Australia Cheng Lei ditahan di Beijing dengan dalih keamanan nasional, setelah Australia menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul Covid-19 yang membuat murka Tiongkok.

Australia sebelumnya melarang perusahaan raksasa telekomunikasi Tiongkok Huawei berbisnis dalam jaringan 5G Australia dengan alasan keamanan nasional.

Hubungan diplomatik antara kedua negara yang saat itu memanas kini mereda sejak pemerintahan partai Buruh Australia terpilih pada Mei 2022, sekalipun kebijakan investasi asing belum begitu berubah akibat masalah keamanan nasional.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Inggris pekan lalu mengatakan pemerintahannya "tak terlibat dalam retorika bernada menghasut" mengenai Tiongkok.

Bulan lalu Australia menangguhkan keluhannya terhadap tarif barli Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ketika saat itu sebuah panel WTO menyatakan akan melaporkan temuannya. Langkah itu membuat Tiongkok memperoleh waktu untuk meninjau bea 80,5 persen yang diberlakukan pada 2020.

"Pemerintah Australia senang karena sudah ada sejumlah perkembangan perdagangan yang positif, termasuk dilanjutkannya perdagangan batu bara, kapas, dan tembaga dan sikap setuju Tiongkok untuk mempercepat peninjauan terhadap bea barli Australia," kata Farrell.

Menurut data bea cukai Australia, Australia mengekspor bijih tembaga dan konsentrat senilai sekitar 40 juta dolar AS (Rp589,4 miliar) yang menunjukkan harapan industri untuk berlanjutnya lagi perdagangan.

Dia juga berjanji mengangkat "isu-isu lain penting untuk warga Australia" yang kemungkinan merujuk kasus hak asasi manusia.

Albanese pernah mengatakan pemerintahannya akan terus mengangkat kasus Cheng yang ditahan do Beijing sampai 1.000 hari.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top