Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Kepala Global PwC Optimistis dengan Perekonomian Tiongkok

Foto : Antara/Xinhua

Foto udara pemandangan salah satu kota di Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

Berdasar Tiongkok memiliki basis konsumen yang kuat dan kemajuan teknologi, Kepala Global PwC optimistis dengan perekonomian negara Tirai Bambu.

DAVOS - Kepala global PricewaterhouseCoopers (PwC) Bob Moritz merasa optimistis terhadap prospek perekonomian Tiongkok, mengingat negeri Tirai Bambu itu memiliki basis konsumen yang kuat, kemajuan teknologi, dan posisi teratas eksportir.

"Anda (Tiongkok) memiliki basis konsumen domestik yang besar yang masih memiliki banyak kebutuhan," kata Bob Moritz kepada Xinhua di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang sedang berlangsung di Davos, Swiss.

Moritz mengatakan Tiongkok mungkin adalah salah satu negara paling maju di dunia dalam "penggunaan teknologi dengan cara yang baru dan berbeda."

Di sisi lain, Tiongkok, sebagai negara pengekspor utama, berpotensi menjadi pemimpin dunia dalam hal produksi barang konsumsi yang berkualitas tinggi serta pengembangan teknologi.

Pada Oktober, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,7 persen untuk 2023, tetapi mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi 4,4 persen.

Mengomentari prospek pertumbuhan di kisaran 4 sampai 5 persen, Moritz menuturkan prospek tersebut penting bagi Tiongkok dan dunia "karena kami memikirkan tentang bagaimana hal itu memengaruhi sumber daya, barang, jasa, dan pembangunan ekonomi."

Moritz menyoroti pentingnya globalisasi, karena akan dibutuhkan lebih banyak kerja sama perdagangan dan bisnis antara Tiongkok dan seluruh dunia.

"Globalisasi terkadang dianggap ... (sebagai) tidak ada artinya lagi. Saya tidak setuju dengan itu," ujarnya. "Dunia membutuhkan perdagangan global."

"Dunia sedang menghadapi masalah yang tidak spesifik pada negara tertentu dan dibatasi oleh batas geografis ... Kita harus menata ulang dunia dengan memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah kita. Kita harus mengumpulkan semua pihak," kata Moritz.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top