Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kepala BKKBN: Data Stunting Terbaru Masih Menunggu Sinkronisasi

Foto : ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada acara silaturahim BKKBN bersama tim pendamping keluarga, keluarga berisiko stunting, dan masyarakat di kantor BKKBN, Jakarta, pada Selasa (2/4/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyebut bahwa data stunting terbaru masih menunggu sinkronisasi antara penghitungan di posyandu dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).

"Sekarang data stunting masih belum sinkron, antara yang dikumpulkan oleh posyandu dengan data dari SKI, kalau yang dikumpulkan di posyandu, menyatakan bahwa stuntingnya sudah rendah, tetapi yang dari SKI stunting turunnya masih di atas 20 persen," kata Hasto saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan BKKBN bersama seluruh posyandu di daerah terus berkoordinasi untuk memaksimalkan penimbangan agar dapat segera terselesaikan.

"Yang dari penimbangan posyandu, di bulan April ini lebih ditingkatkan lagi, Mei nanti insya Allah sudah lebih dari 95 persen," ujar dia.

Ia menyebutkan data penimbangan di posyandu sama halnya sepertireal count, atau penghitungan secara menyeluruh, sedangkan data survei layaknyaquick countatau hitung cepat.

"Antaraquick countdanreal countitu belum dekat, jadi sabar dulu sedikit, minimal sampai bulan Mei 2024," ucapnya.

Hasto juga mengapresiasi peran tim pendamping keluarga (TPK) yang selama ini telah mendampingi keluarga berisiko stunting dan memaksimalkan peran posyandu untuk mencegah anak terlahir stunting.

"BKKBN ingin sekali di bulan yang suci dan penuh berkah ini, kita bisa bersama-sama mewujudkan pembangunan keluarga. Karena itu, kehadiran TPK yang setiap hari berhubungan dengan keluarga, menjadi ujung tombak," tuturnya.

Ia juga berkomitmen akan mengusulkan penambahan honor bagi TPK di DKI Jakarta, yang dinilai telah bekerja keras dalam membantu percepatan penurunan stunting.

"DKI ini lebih tinggi dari provinsi lain (anggarannya), jadi uangnya cukup, APBD-nya besar, saya berharap TPK, kader lebih baik, kalau di luar DKI paling Rp300 ribu, kalau DKI, saya berharap bisa Rp500 ribu atau lebih," kata Hasto Wardoyo.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top