
Karya Anak Bangsa Mendunia, Mendag Dukung Industri Kreatif Tembus Pasar Global
Mendag Budi Santoso dan Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya saat menanggapi pertanyaan awak media di Jakarta, Minggu (23/3/2025).
Foto: ANTARA/ Arnidhya Nur ZhafiraJAKARTA – Ekonomi kreatif di Indonesia memiliki potensi besar sebagai pilar ekonomi masa depan. Dengan dukungan teknologi, digitalisasi, serta kebijakan yang tepat, sektor ini dapat menjadi kekuatan utama dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing global, dan mengangkat budaya Indonesia ke dunia internasional.
Menurut data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), sektor ekonomi kreatif menyumbang lebih dari 7% terhadap PDB nasional. Sektor tersebut menyerap jutaan tenaga kerja, terutama dari kalangan anak muda dan UMKM. Selain itu, ekspor produk ekonomi kreatif (terutama fashion, kriya, dan kuliner) terus meningkat setiap tahun.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendukung pelaku industri ekonomi kreatif (ekraf) agar bisa memperluas pasarnya hingga ke tingkat global.
“Kita mendorong UMKM serta industri kreatif kita agar percaya diri untuk masuk ke pasar global, dikenal oleh negara lain,” kata Mendag Budi di Jakarta, Minggu (23/3).
Budi mengatakan bahwa sektor ekonomi kreatif banyak memiliki produk jasa yang menjadi peluang ekspor Indonesia, yang ia nilai masih belum begitu banyak.
Kegiatan ekspor ini pun sejalan dengan program Kementerian Perdagangan “UMKM Bisa Ekspor” yang sudah beriringan dengan instrumen perwakilan di luar negeri yang bisa membantu memasarkan produk-produk UMKM.
Guna meningkatkan daya saing dan mempercepat keberhasilan program "UMKM Bisa Ekspor”, Kemendag memiliki program pembinaan berupa pengembangan produk, pengembangan pelaku usaha, dan pengembangan pasar ekspor.
Pada pengembangan pelaku usaha, Kemendag juga memiliki Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) untuk melatih dan mendidik pelaku usaha sampai menjadi eksportir.
Lebih lanjut, dalam hal pengembangan produk, Kemendag memiliki Pusat Pengembangan Desain (Indonesia Design Development Center) yang memberikan konsultasi desain kepada pelaku usaha.
Sementara, pengembangan pasar dilakukan dengan optimalisasi peran perwakilan perdagangan di luar negeri.
“Kita punya 33 perwakilan perdagangan di luar negeri, dan setiap bulan minimal dilakukan 33 kali pitching atau perkenalan produk kepada perwakilan luar negeri. Setelah UMKM presentasi, perwakilan kita carikan buyer dan terjadi business matching,” jelas Mendag.
Ia mengatakan bahwa business matching sudah terjadi 32 kali dan pitching terjadi 40 kali di bulan Januari 2025, dengan total transaksi sebesar 5,2 juta dolar AS. Sementara pada periode Februari turun ke angka 3,5 juta dolar AS.
“Tren memang turun, karena jumlah UMKM yang siap ekspor belum terlalu banyak. Ini juga belum termasuk industri kreatif. Kalau UMKM kita konsisten, nanti ada repeat order, dan trennya diharapkan akan naik lagi,” kata Mendag.
“Dengan ada transaksi, berarti kita diakui oleh negara lain. Ini awal yang baik agar teman-teman percaya diri dan bisa bersaing. Maka dari itu, kita perlu berkolaborasi untuk kembangkan industri kreatif kita,” ujar dia menambahkan.
Kemendag baru saja meneken nota kesepahaman (MoU) bersama Kementerian Ekonomi Kreatif terkait pengembangan ekonomi kreatif.
Kerja sama ini juga turut menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menguatkan keamanan siber dan data-data terkait ekraf yang lebih akurat.
Berita Trending
- 1 Jalur pendakian Gunung Tambora masih ditutup imbas cuaca ekstrem
- 2 Demi Keselamatan, Menhub Tekankan Pentingnya Kesehatan Pengemudi
- 3 Merch-Making Market Sebagai Music Merchandise Expo dengan Beragam Program Menarik
- 4 Manado Banjir, Lantamal VIII Kerahkan Tim Bantu Evakuasi Warga
- 5 Jabar Pasang 400 Titik PJU di Jalur Mudik Garut