John Adams, Presiden Pertama Pemilihan Langsung
John Adams.
Foto: IstimewaDalam pemilihan pertama Amerika Serikat surat kabar partisan saling berebut untuk mendukung kandidat tertentu. Sedangkan partai-partai politik sendiri berebut untuk mendapatkan dukungan. Dengan Thomas Jefferson yang secara terbuka bersikap rendah hati, Demokrat-Republik bersatu di belakang kepemimpinan sekutu dekatnya, James Madison.
Salah satu tugas mereka yang paling mendesak adalah memilih calon wakil presiden. Karena Jefferson berasal dari Virginia ia diharapkan dapat menangi pemilu di Selatan, Demokrat-Republik menganggap bijaksana untuk memilih calon wakil presiden dari Utara.
Berbagai kandidat dipertimbangkan termasuk Robert R Livingston dan George Clinton dari New York serta Samuel Adams dari Massachusetts. Pada akhirnya, sekelompok pemimpin Demokrat-Republik memutuskan untuk mendukung Aaron Burr, seorang senator AS dari New York, sebagai calon wakil presiden mereka.
Kepemimpinan kampanye Federalis jatuh ke tangan Alexander Hamilton. Meskipun saat itu ia tidak memegang jabatan politik, Hamilton amat menikmati pengaruh yang besar dalam Partai Federalis dan ia menganggap dirinya tidak memiliki cukup peluang untuk memenangkan kursi kepresidenan sendiri.
Oleh karena itu, Hamilton lebih suka menggunakan pengaruh dari balik layar dan berusaha memilih calon presiden yang akan mematuhi agenda Federalisnya. Adams yang berapi-api dan egois terlalu keras kepala bagi selera Hamilton, membuatnya mempertimbangkan Thomas Pinckney sebagai gantinya. Hamilton menganggap Pinckney sebagai pribadi yang jauh lebih bijaksana dan suka berdamai daripada Adams dan berpikir bahwa ia akan lebih cocok untuk memajukan agenda Federalis.
Jadi, Hamilton mendekati para elektor Federalis dan mendesak mereka untuk mendukung Pinckney sebagai wakil presiden. Jika Hamilton dapat meyakinkan setiap elektor Federalis untuk memilih Adams dan Pinckney, yang diperlukan hanyalah segelintir elektor Demokrat-Republik untuk melintasi garis partai dan memilih Pinckney juga agar Pinckney memenangkan lebih banyak suara daripada Adams dan 'tanpa sengaja' terpilih sebagai presiden.
Namun, bukan hanya Adams yang menjadi sasaran intrik politik Hamilton. Tentu saja, tujuan utama Hamilton adalah menjauhkan saingannya Jefferson dari jabatan presiden.
Pemungutan suara bagi memilih presiden AS pun dimulai pada 4 November 1796 dan berlangsung hingga awal Desember. Sejak pemilihan terakhir, Negara Bagian Vermont, Kentucky, dan Tennessee telah memasuki Union, meningkatkan jumlah elektor menjadi 138. Setiap elektor diberi dua suara; siapa pun yang menerima suara terbanyak akan menjadi presiden, sementara runner-up menjadi wakil presiden, tidak peduli afiliasi politiknya.
Ketika suara dihitung pada bulan Februari 1797, diketahui bahwa Adams telah memenangkan kursi kepresidenan, dengan 71 suara elektoral. Jefferson menerima suara terbanyak kedua dengan 68 ini berarti bahwa, meskipun berasal dari partai yang berlawanan dengan Adams, Jefferson terpilih sebagai wakil presiden.
Pada tanggal 4 Maret 1797, Adams dilantik sebagai presiden kedua Amerika Serikat di Philadelphia, dan Jefferson dilantik sebagai wakil presiden kedua. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Retno Marsudi Diangkat Jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Terbarukan Singapura
- CEO Nvidia Jensen Huang Sebut 'Era AI telah Dimulai'
- Messe Duesseldorf Ajak Industri Plastik dan Karet Indonesia Akselerasi Penerapan Industri Hijau Melalui Pameran K
- Edukasi Pentingnya Nutrisi Toko Susu Hadirkan Area Permainan
- Survei Indikator: Pemilih KIM Plus Banyak Menyeberang ke Andika-Hendi di Pilgub Jateng