
Investor Tak Perlu Panik, Analis Bank of New York: Gejolak IHSG Tak Akan Jadi Efek Domino
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony HasanuddinJAKARTA – Kejatuhan lebih dari 6% dalam satu sesi perdagangan adalah situasi yang serius bagi pasar modal. Oleh karena itu, BEI menggunakan trading halt sebagai mekanisme perlindungan untuk menghindari kejatuhan lebih dalam.
Trading halt adalah kebijakan yang diterapkan oleh BEI untuk menghentikan perdagangan saham sementara waktu jika IHSG turun lebih dari batas tertentu dalam satu sesi. Meskipun demikian, investor tetap perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang.
Kepala Strategi Makro Asia Pasifik Bank of New York (BNY) Aninda Mitra menilai pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terjadi pada Selasa (18/3) tidak akan merambat jauh ke pasar valuta asing (valas) serta obligasi, mengingat pasokan dolar AS yang melimpah serta kepemilikan asing atas surat utang pemerintah masih rendah.
“Saya tidak akan mengesampingkan tekanan yang moderat, tetapi masih diragukan apakah ini pasti akan menyebar lebih luas ke valuta asing dan obligasi,” ungkap Aninda di Jakarta, Rabu (19/3).
Aninda menjelaskan, kerentanan Indonesia yang lebih luas terhadap pembalikan cepat modal asing tampak lebih rendah daripada sebelumnya.
Pertumbuhan yang melambat ditambah dengan peraturan yang lebih ketat tentang devisa hasil ekspor akan memastikan likuiditas dolar yang cukup di dalam negeri sehingga rupiah bisa lebih stabil.
Kepemilikan asing atas obligasi rupiah tetap rendah, sekitar 15 persen dari total keseluruhan.
“Angka tersebut jauh di bawah puncak prapandemi yang mencapai hampir 40 persen. Sebagian besar kepemilikan ini mungkin juga dilindungi nilai valuta asing,” terangnya.
Adapun pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa kemarin (18/3), IHSG tercatat sempat ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08.
Sementara itu, indeks LQ45 tercatat turun 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.
Imbas dari pelemahan tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pembekuan perdagangan dipicu oleh penurunan IHSG yang mencapai lebih dari 5 persen.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN
- 4 RPP Keamanan Pangan Digodok, Bapanas Siap Dukung Prosesnya
- 5 BEI Catat Ada 25 Perusahaan Beraset Besar Antre IPO di Pasar Modal, Apa Saja?
Berita Terkini
-
Sebelum Libur Nyepi dan Lebaran Bali United Genjot Latihan
-
Durian Runtuh untuk Sekolah-sekolah Swasta. Siapa Saja Penerima
-
The Fed Hati-hati Soal Suku Bunga, BI: Jangan Berharap Cepat
-
Bagaimana Mungkin Ada 6.800 WNI Jadi Korban TPPO
-
Thamrin City Jadi Alternatif Berbelanja Baju Lebaran yang Nyaman dan Terjangkau