Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gerakan Bapak Asuh Bantu Atasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Foto : ANTARA/Slamet Hidayat

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) mengukuhkan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali sebagai bapak asuh anak stunting di Pendopo Agung Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa (18/7/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan bahwa gerakan bapak asuh dapat membantu mengatasistunting dan kemiskinan ekstrem.

"Gerakan bapak asuh anak stunting ini harus dilakukan secara masif di seluruh Indonesia," kata Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (25/7).

Menurut dia, gerakan bapak asuh telah membantu penyediaan bahan pangan sumber protein hewani seperti telur, daging, dan ikan untuk membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting.

"Bantuan bisa berupa uang Rp15 ribu per hari, yang akan dikelola oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK)," katanya.

"BKKBN sendiri telah menyiapkan 200 ribu TPKdan 600 ribu orang yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader BKKBN di seluruh Indonesia," ia menambahkan.

Dia juga menyampaikan bahwa di lingkungan BKKBN Pusat total ada431 pegawai yang menjadi bapak asuh bagi 423 anak stunting.

Pejabat kementerian, lembaga pemerintah, swasta, dan perorangan, menurut dia, juga mendukung gerakan untuk membantu penanganan stuntingdengan menjadi bapak asuh atau kakak asuh.

Sukaryomengemukakan bahwa anak dari keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem lebih berisiko mengalami stunting, kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.

"Di dalam keluarga berisiko stunting itu termasuk di dalamnya adalah keluarga yang miskin ekstrem. Jumlahnya 6,8 juta keluarga. Sedangkan jumlah keluarga miskin dan rentan adalah 29,7 juta keluarga," katanya.

Sedangkan jumlah keluarga dengan risiko stunting, menurut dia, sebanyak 13.511.649 keluarga dari total 71.334.664 keluarga di Indonesia berdasarkan hasilpemutakhiran data keluarga Indonesia tahun 2022.

Sukaryomengatakan bahwa pemberian bantuan bagi keluarga dengan risiko stuntingmelaluigerakan bapak asuh juga mencakup keluarga dengan kemiskinan ekstrem.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top