Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 29 Nov 2024, 02:08 WIB

“Endorsement” dan Karakter Pemilih Dinilai Jadi Faktor Kekalahan PDIP di Jateng

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.

Foto: ANTARA/HO.

JAKARTA - Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menilai kekalahan PDIP da­lam pemilih­an kepala daerah (Pilkada) di Jawa Tengah (Jateng) karena beberapa faktor, termasuk di antara­nya pe­ngaruh dukungan (endor­sement) Joko Widodo dan Prabowo Subianto kepada Ahmad Luthfi-Taj Yasin serta karakter pemilih.

PDIP pada Pilkada Jawa Tengah 2024 mengusung pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, sementara pa­sangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin diusung partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

“Besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Luthfi-Taj Yasin sebesar kurang lebih 75 persen, yang didukung oleh political endorsement Jokowi dan Prabowo. Dukung­an itu memberikan pesan politik kuat bagi simpul-simpul kekuatan politik, termasuk para donor logistik untuk all out memenangkan Luthfi-Taj Yasin,” ungkap Khoirul Umam, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic), saat dihubungi di Jakarta, Kamis (28/11).

Hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei konsisten menunjukkan perolehan suara Luthfi-Taj Yasin unggul di posisi terbanyak.

Hasil hitung cepat sementara Charta Politika per Kamis pukul 12.25 WIB menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin memperoleh 58,44 persen sua­ra, sementara Andika-Hendrar 41,56 persen suara. Dari hasil hitung cepat sementara Indikator, Luthfi-Taj Yasin mendapatkan 58,31 per­sen sua­ra, sementara Andika-Hendrar 41,69 persen suara.

SMRC, dalam hasil hitung cepat sementaranya, menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin memperoleh 59,16 persen suara, dan Andika-Hendrar 40,84 persen suara.

Terlepas dari dukungan itu, kekalahan PDIP di Jateng, yang selama ini dikenal se­bagai kandang banteng, diyakini juga karena karakter pemilih di provinsi itu diisi kelompok santri, yang direpresentasikan dalam pasangan Luthfi-Taj Yasin.

“Karakter pemilih Jateng yang mana wilayah pantura (pantai utara Jawa) didominasi oleh masyarakat santri, yang lebih mendukung representasi kandidat nasionalis-santri yang tercermin di Luthfi-Yasin. Ja­ringan Nahdlatul Ulama sa­ngat all out mendukung pasang­an ini,” kata Umam.

Sementara kandidat yang diusung PDIP, Andika-Hendrar, keduanya merepresentasikan kelompok nasionalis. “De­ngan demikian, kekuatan KIM yang di-back up oleh Jokowi bisa memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jateng, ditambah lagi constraint (tantangan) utama yang dihadapi calon PDIP pada Pilkada Jateng ini adalah faktor sangat terbatasnya waktu sosialisasi, termasuk untuk melakukan penetrasi ke segmen santri di Jateng,” kata Umam. Ant/S-2

Redaktur: Sriyono

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.