Dubes Ajak Masyarakat Indonesia Manfaatkan Fasilitas Kesehatan India yang Canggih
Ilustrasi - Suasana di sekitar India Gate di ibu kota India, New Delhi.
Foto: Antara/PixabayJakarta - Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty mengajak masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan India, yang disebutnya terkenal sebagai pemimpin dalam sistem kesehatan canggih secara global.
"Kitasemua tahu bahwa obat-obatan di India lebih murah dibandingkan dengan banyak tempat di dunia. Mengapa kita tidak bisa menikmati manfaat ?" kata Dubes Sandeep melalui keterangannya yang diterimadi Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan bahwa rumah sakit India diakui secara internasional dan menerima pasien dari berbagai negara.
"Jika kami dapat menyediakan layanan ini, kami bisa menawarkan fasilitas yang lebih terjangkau kepada masyarakat Indonesia. Mengapa tidak?" ujarnya.
Sandeep menyampaikanbahwa India juga dikenal tidak mempertahankan pasien di rumah sakit lebih lama dari yang diperlukan. Ia menyebutkan bahwarata-rata masa tinggal di rumah sakit hanya sekitar 3,1 hari.
Kendati India memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, dirinya mengakui bahwa regulasi menjadi hambatan yang menghalangi dokter dan rumah sakit India untuk beroperasi di Indonesia.
Lebih lanjut,Sandeep menyambut baik penandatanganan kemitraan strategis antara institusi kesehatan terkemuka dari India, yakni Rumah Sakit Artemis, dengan Perkasa Hospital Services Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Presiden Perwakilan Artemis Hospitals Indonesia, Timor-Leste, dan Asia Tenggara, Parveen S. Kapoor menyebutkan bahwakemitraan tersebut dibentuk karena 30 persen pasien Rumah Sakit Artemis berasal dari luar India.
Karena itu, menurutnya, ada peluangbesar untuk berkolaborasi dengan komunitas medis Indonesia.
"Kami berkomitmen memfasilitasi pertukaran pengetahuan, keterampilan, keahlian medis, dan usaha klinis kolaboratif. Tujuan kami adalah memperkuat infrastruktur kesehatan dan sumber daya manusia di Indonesia melalui kolaborasi klinis, bantuan teknis, pelatihan, dan berbagi pengetahuan,"ujarnya.
Seperti yang dikutip dari pernyataan itu, Kapoor menjelaskan bahwa kemitraan sejalan dengan regulasi pemerintah dan undang-undang baru yang bertujuan untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa banyak kasus kompleks dan pasien di Indonesia, yang tidak dapat ditangani secara tepat waktu, sedang dikelola oleh Rumah Sakit Artemis.
"Oleh karena itu, kami berfokus pada transfer teknologi dan kolaborasi klinis dari rumah sakit kami di India ke Indonesia," katanya, menambahkan.
Sementara itu, CEO Perkasa Hospital Services, Septo Adjie Sudiro mengungkapkan bahwa hampir duajuta pasien Indonesia mencari layanan kesehatan di luar negeri dan menghabiskan sekitar 11 miliar dolar AS (Rp170 triliun).
"Rumah sakit luar negeri dikenal dengan diagnosis yang akurat, perawatan fokus, dan standar kualitas tinggi," kata Septo, yang dikutip dalam pernyataan tersebut.
Kemitraan, lanjutnya, juga bertujuan untuk mengurangi pengeluaran kesehatan Indonesia menjadi dua miliar dolar AS (Rp31 triliun) sehingga sisa dana dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
- Waspada yang Akan Bepergian, Hujan Ringan hingga Deras Disertai Petir Mengguyur Indonesia Pada Sabtu
- Rute baru Kereta Cepat Whoosh