Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BPBD Sukabumi Catat Sepanjang 2024 Tercatat Ada 202 Kejadian Bencana

Foto : ANTARA/Aditya Rohman

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi saat membersihkan lumpur yang menutupi Jalan Merbabu, Kampung Tanjungsari, Kelurahan, Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jabar akibat tebing yang berada di sekitar jalan itu longsor.

A   A   A   Pengaturan Font

Sukabumi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan sepanjang 2024 terhitung dari Januari hingga Mei di Kota Sukabumi, Jawa Barat terjadi 202 kejadian bencana.

"Cuaca ekstrem mendominasi kejadian bencana dalam lima bulan terakhir yang jumlahnya mencapai 91 kejadian," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi NovianRahmat di Sukabumi, Sabtu.

Adapun rinciannya untuk tanah longsor sebanyak 46 kejadian, kemudian banjir sebanyak 39 kejadian, selanjutnya angin puting beliung 11 kejadian, serta kebakaran permukiman sembilan kejadian dan gempa bumi sebanyak enak kejadian.

Sementara untuk kejadian bencana di setiap bulan, pada Januari 36 kejadian, Bulan Mei 35 kasus, Februari 18 kejadian, Maret 39 kejadian, April 72 kejadian dan Mei sebanyak 35 kejadian bencana.

Menurut Novian, kerugian yang ditimbulkan dari dampak bencana mencapai Rp3,60 miliar dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 368 orang. Untuk jumlah bangunan rumah yang rusak totalnya sebanyak 484 unit dengan rincian 36 rusak berat, 104 rusak sedangdan 344 rusak ringan.

Kerugian paling besar ditimbulkan dari bencana tanah longsor yang nilainya mencapai Rp1,3 miliar, cuaca ekstrem Rp859,1 juta, kebakaran permukiman Rp786 juta angin puting beliung Rp426,5 juta, banjir Rp160,5 juta, gempa bumiRp86,3 juta.

"Jumlah korban dan luka sebanyak lima orang. Di mana dari jumlah tersebut sebanyak dua korban meninggal dunia, dua luka berat dan satu luka ringan," tambahnya.

Novian mengatakan untuk Juni ini kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Namun demikian, masyarakat harus mewaspadai musim kemarau yang diperparah dengan fenomena alam El Ninoyang memicu terjadinya bencana kekeringan dan kesulitan air bersih.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top