Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BMKG: Waspadai Tiga Wilayah NTT Alami Hari Tanpa Hujan Ekstrem

Foto : ANTARA/Aloysius Lewokeda

Ilustrasi - Lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di NTT.

A   A   A   Pengaturan Font

BMKG: Waspadai tiga wilayah NTT alami hari tanpa hujan ekstrem panjang

KUPANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga agar mewaspadai tiga wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami hari tanpa hujan (HTH) kategori ekstrem panjang yang berpeluang menimbulkan bencana kekeringan meteorologis.

"Waspadai wilayah yang mengalami HTH dengan kategori ekstrem panjang yaitu Rambangaru dan Kamanggih di Kabupaten Sumba Timur danBusalangga di Kabupaten Rote Ndao," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG NTTRahmattulloh Adji di Kupang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan hasil pemantauan HTH berturut-turut pada Dasarian I Juli 2023 di NTT.

Adji menjelaskan, pada umumnya wilayah NTT mengalami HTH dengan kategori sangat pendek (1-5 hari) hingga pendek (6-10 hari).

Terdapat beberapa wilayah yang masih mengalami hari hujan yaitu sekitar Ranamese di Kabupaten Manggarai Timur, Wolojita, Bokasape, dan Kelimutu di Kabupaten Ende, dan sekitar Pos Meteorologi Tambolaka dan Waitabula di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Sedangkan tiga wilayah yaituRambangaru, Kamanggih, dan Busalangga mengalami HTH ekstrem panjang atau tidak diguyur hujan hingga lebih dari 60 hari.

Kondisi HTH ekstrem panjang ini, kata dia, berpotensi menimbulkan bencana kekeringan meteorologis sehingga perlu diantisipasi pemerintah daerah serta warga di wilayah tersebut.

Adji menyebutkan langkah antisipasi yang perlu dilakukan di antaranya menghemat penggunaan air bersih agar persediaan yang ada dapat bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sepanjang musim kemarau.

Selain itu, para petani juga perlu memilih tanaman yang cocok atau tidak membutuhkan banyak air sehingga lebih berpeluang untuk bisa dipanen.

Ia menambahkan, bencana kekeringan juga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan sehingga perlu dicegah dengan menghindari aktivitas yang dapat memunculkan titik api di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau daun kering yang mudah terbakar.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top