Ayo Mengenal Sedikit soal Reaper dan Su-27 Flanker, Pelaku Insiden Drone di Laut Hitam
Sebuat Reaper MQ-9 dari Wing Serang Ke-163 Angkatan Udara Amerika Serikat mendarat di March Air Reserve Base, California, Amerika Serikat, 5 April 2017.
Semoga tidak memanas dampaknya, mengenal sedikit Reaper dan Su-27 Flanker yang menjadi pelaku insiden drone di Laut Hitam.
Jakarta - Mengenal dua pelaku indisen di Laut Hitam. Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada Kamis merilis video rahasia mengenai detik-detik pesawat tak berawak MQ-9 Reaper ditabrak pesawat tempur Rusia Su-27 Flanker di atas Laut Hitam dua hari lalu.
Dalam video tersebut, sebuah Su-27 Rusia mendekati MQ-9 dan membuang bahan bakar di dekat pesawat tak berawak itu. Kemudian, Su-27 lainnya menabrak drone itu sampai tautan video dari drone tersebut terputus.
Insiden membuat Amerika Serikat dan Rusia bersitegang serta membuat dunia khawatir bisa memicu konfrontasi terbuka antara AS dan Rusia yang sudah berseteru hebat dalam perang di Ukraina.
Apa MQ-9 dan apa pula Su-27? Berikut ulasannya dari laman The Guardian dan laman Encyclopedia Britannica.
MQ-9 Reaper
Reaper adalah pesawat tak berawak besar yang diproduksi General Atomics.
Drone ini dioperasikan dari jarak jauh oleh dua orang, yang terdiri dari pilot dan awak yang mengoperasikan sensor dan memandu senjata. Semua awak pengendalinya ada di daratan Amerika Serikat, sekalipun operasinya di mana saja.
Drone ini memiliki panjang 11 meter dengan rentang sayap 22 meter.
Fungsi utamanya adalah mengumpulkan data intelijen, tapi juga bisa menembakkan rudal dengan ketepatan sangat tinggi. Reaper bisa membawa 16 rudal Hellfire yang setara dengan kapasitas muatan helikopter serang AH-64 Apache.
Reaper bisa terbang di atas ketinggian 15 km dan dapat memantau target selama 24 jam.
Reaper adalah penerus Predator yang sudah dipensiunkan pada 2017 dan terkenal semasa perang di Irak dan Afghanistan.
Saat ini Amerika Serikat adalah pembeli terbesar Reaper di mana Angkatan Udara AS memiliki kontrak pengadaan 366 Reaper sejak 2007, dengan harga per unit 28 juta dolar AS (Rp432 miliar).
Negara-negara lain yang mengoperasikan Reaper adalah Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, India, Jepang, dan Belanda.
Su-27 Flanker
Sukhoi Su-27 pertama kali masuk skuadron tempur pada 1985 untuk angkatan udara Uni Soviet. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menamai pesawat ini dengan kata sandi "Flanker".
NATO menamai pesawat-pesawat tempur Soviet sesuai dengan fungsinya. Kata sandi yang dimulai F untuk pesawat tempur (F untuk Fighting), misal Su-27 Flanker dan Mig-35 Fulcrum. Sebaliknya untuk bomber dimulai dengan huruf B (Bomber), misal Tu-22M Backfire.
Flanker mampu terbang dalam kecepatan dua kali kecepatan suara dan bisa terbang sampai sejauh 3.000 km dengan ketinggian terbang maksimum 18 km.
Pesawat ini dipersenjatai dengan rudal udara ke udara berpandu inframerah, roket udara ke darat, bom konvensional, bom kluster, dan senapan mesin kaliber 30mm.
Pesawat ini produksi Sukhoi yang desainnya dibuat pada 1969 sebagai jawaban untuk pesawat tempur F-15 Eagle milik Amerika Serikat.
Su-27 dibuat sebagai pesawat pencegat jarak jauh yang ditenagai mesin turbofan kembar dan luar biasa lincah.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya