
Ancaman mikroplastik di Kepulauan Seribu (1/2)
Sampah berupa sofa di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Foto: ANTARA/Anita Permata DewiJakarta -- Di balik keindahannya, Kepulauan Seribu yang kerap menjadi tujuan wisata ternyata masih harus menghadapi berbagai problematika sampah dan pencemaran lingkungan.
Pemandangan berupa sampah dalam bentuk kasur maupun sofa kerap ditemui di sekitar Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Sampah ini bukan berasal dari penduduk setempat, sampah-sampah berukuran besar itu merupakan sampah kiriman dari daratan Jakarta.
Penanggung jawab Pesisir Pulau Untung Jawa Suku Dinas Lingkungan Hidup Syarifuddin mengatakan, sampah dari masyarakat di Pulau Untung Jawa mencapai 3 hingga 5 kuintal per hari.
Sementara sampah kiriman dari Jakarta yang terdampar ke pesisir Pulau Untung Jawa bisa mencapai 10 ton per hari.
Sampah kiriman terbanyak biasanya terjadi pada bulan Maret, April, dan Mei.
Syarifuddin menuturkan sampah kiriman dari Jakarta membuat kewalahan para petugas yang bekerja membersihkan sampah.
"Sampah kiriman dari sungai-sungai di Jakarta tidak kira-kira banyaknya. Kami mau tidak mau, siap tidak siap, harus kami bereskan hari itu juga," katanya.
Nantinya sampah-sampah dipilah dan ditampung sementara di tempat pembuangan sampah (TPS) Pulau Untung Jawa untuk kemudian secara periodik dibawa ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, terutama untuk sampah residu seperti popok bayi, kemasan makanan, pembalut, tisu basah, atau styrofoam.
Sementara untuk sampah plastik yang masih bernilai ekonomi akan dijual oleh petugas sampah.
Sampah organik akan dijadikan pakan untuk magot yang dipelihara petugas.
Di Pulau Untung Jawa, sejak dua tahun terakhir tidak dilakukan pembakaran sampah karena mesin insinerator yang kurang memadai dan berpotensi menimbulkan polusi udara yang kerap dikeluhkan warga.
Pencemaran mikroplastik di laut
Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) melakukan penelitian untuk melihat adanya pencemaran mikroplastik di Kepulauan Seribu.
AZWI terbentuk dari gabungan sembilan organisasi, yaitu YPBB, Dietplastik Indonesia, Nexus 3 Foundation, PPLH Bali, Ecoton, Nol Sampah, Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi, dan Walhi.
Ada tiga pulau yang sampelnya diambil, yakni Pulau Untung Jawa, Pulau Onrust, dan Pulau Cipir.
Hasil uji terhadap sampel yang dikumpulkan dari ketiga pulau tersebut menunjukkan fakta mencengangkan.
Seluruh sampel yang diuji positif mengandung serpihan mikroplastik.
Mikroplastik tidak hanya ditemukan di perairan sekitar pulau, tetapi juga di permukaan daun tanaman hingga swab kulit masyarakat setempat.
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 3 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 4 THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi
- 5 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
Berita Terkini
-
Pesawat Militer Russia Masuk di Zona Pertahanan Udara Korsel
-
Resmikan 17 Stadion Serentak, Prabowo Targetkan Indonesia Masuk Piala Dunia
-
Festival Holi Perkuat Hubungan Budaya India-Indonesia
-
MIND ID Menyalurkan Santunan bagi Puluhan Anak Pejuang Kanker
-
Rangkaian Hari Raya Nyepi, Upacara Tawur Agung di Prambanan dibuka untuk Umum