Kunjungan Macron ke Greenland: Isyarat Kuat Eropa Hadapi Ambisi AS
KORAN-JAKARTA.COM | Minggu, 08 Jun 2025, 15:25 WIBJAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan mengunjungi Greenland pada 15 Juni mendatang, dalam sebuah langkah diplomatik yang sarat makna geopolitik. Kunjungan ini bertujuan menunjukkan dukungan penuh Prancis dan Uni Eropa terhadap Denmark dan wilayah semiotonomnya, Greenland, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat. Seperti dilaporkan oleh Breitbart, kunjungan Macron terjadi setelah Presiden AS Donald Trump kembali menyuarakan niatnya untuk mengakuisisi Greenland, sebuah wacana yang sempat muncul pada masa kepresidenannya sebelumnya dan kini kembali digaungkan.
Macron akan bertemu dengan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen serta Perdana Menteri Greenland Jens-Frederik Nielsen. Pertemuan ini diharapkan membahas isu-isu strategis di kawasan Arktik dan Atlantik Utara, mulai dari keamanan regional, energi, pembangunan ekonomi, hingga perubahan iklim semuanya dalam konteks meningkatnya minat global terhadap potensi sumber daya alam Greenland yang sangat kaya.

Ket.
Frederiksen menegaskan bahwa kunjungan Macron adalah simbol nyata dari persatuan Eropa, terutama dalam merespons dinamika kebijakan luar negeri yang ia sebut "menantang" dalam beberapa bulan terakhir. Ia memuji “dukungan internasional yang besar” bagi Greenland dan Denmark, menyusul retorika Trump yang kontroversial.
Trump sendiri, dalam pidatonya di Kongres AS pada bulan Maret, menyatakan secara terbuka bahwa AS akan “mengambil alih Greenland dengan satu atau lain cara”. Ia mengklaim bahwa Washington ingin mendukung hak warga Greenland untuk menentukan nasib sendiri, namun secara bersamaan juga menekankan bahwa kontrol atas Greenland adalah masalah keamanan nasional. Retorika ini memicu kekhawatiran luas di Eropa.
Menanggapi pernyataan Trump, PM Greenland Nielsen menyatakan secara tegas bahwa Greenland bukan barang yang bisa diperjualbelikan.
“Greenland tidak akan pernah menjadi 'sebidang properti' yang dapat dibeli siapa pun,” tegasnya pada April lalu.
Anda mungkin tertarik:
Kunjungan Macron kini dibaca sebagai langkah simbolik sekaligus strategis untuk menunjukkan bahwa Greenland bukan wilayah yang bisa dinegosiasikan dengan kekuatan luar tanpa persetujuan rakyatnya dan negara induknya, Denmark. Ini juga mempertegas bahwa Eropa melalui Prancis sebagai salah satu kekuatan militernya—berkomitmen menjaga kedaulatan dan integritas kawasan Arktik, sebuah wilayah yang kian menjadi ajang persaingan geopolitik antara Barat, Rusia, dan kini Amerika Serikat.
Dengan kunjungan ini, Prancis sekaligus memperluas pengaruhnya di kawasan utara yang kaya mineral dan strategis, serta memberikan dukungan moral dan politik kepada mitranya di UE. Hal ini bisa menjadi penyeimbang terhadap manuver unilateral AS, dan mungkin menjadi bagian dari strategi jangka panjang Eropa dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan kawasan Arktik.
Singkatnya, perjalanan Macron ke Greenland bukan sekadar kunjungan kehormatan, melainkan deklarasi diplomatik Eropa yang semakin penting dalam lanskap geopolitik global yang tengah berubah cepat.
Tren Saat Ini
Realtime






