Koran-jakarta.com || Rabu, 26 Mar 2025, 01:10 WIB

Gencatan Senjata di Ukraina Berakhir saat Pertempuran Kembali Berkecamuk

  • Perang Rusia-Ukraina

RIYADH - Pertemuan antara pejabat Russia dan Amerika Serikat (AS) tentang gencatan senjata terbatas di Ukraina berakhir setelah 12 jam negosiasi di Arab Saudi, dan kedua belah pihak yang berkonflik melaporkan gelombang serangan baru pada Selasa (25/4).

Ket. Perwakilan dari AS (kiri) dan perwakilan dari Russia.

Doc: Evelyn Hockstein/AFP

Dikutip dari Yahoo News, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan sementara pembicaraan berlangsung di sebuah hotel mewah di Riyadh, hampir 90 orang termasuk 17 anak-anak terluka dalam serangan rudal Senin di Sumy di timur laut Ukraina.

Serangan terhadap daerah perumahan padat penduduk itu merusak apartemen dan fasilitas pendidikan, kata kantor kejaksaan regional. Wali kota sebelumnya juga mengatakan sebuah rumah sakit telah terkena dampaknya.

Sementara itu media Russia mengatakan dua wartawan dan sopir mereka tewas ketika mobil mereka dipukul "di zona operasi militer khusus", menggunakan istilah Moskow untuk ofensif skala penuh di Ukraina.

Presiden Donald Trump mendorong untuk mengakhiri perang tiga tahun dengan cepat dan berharap putaran pembicaraan terakhir di ibukota Saudi akan membuka jalan bagi terobosan.

Tim negosiasi Ukraina yang berada di Riyadh pada hari yang berbeda bertemu dengan perwakilan AS, mengatakan bahwa pertemuan kedua kemungkinan sebagai tanda adanya kemajuan.

Kantor beritaTASS (Telegraph Agency of the Soviet Union) yang dikelola pemerintah Russia mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa pertemuan dengan AS telah berakhir setelah "konsultasi lebih dari 12 jam" dan bahwa pernyataan bersama mengenai hasilnya akan dipublikasikan Selasa.

Proposal Trump

Pada putaran pembicaraan sebelumnya di Jeddah, beberapa hari setelah Gedung Putih mengusir Zelensky, Kyiv menyetujui gencatan senjata 30 hari yang diusulkan AS yang kemudian ditolak oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Para pejabat sekarang sedang mempelajari kemungkinan dimulainya kembali Prakarsa Laut Hitam, sebuah perjanjian yang memungkinkan jutaan ton biji-bijian dan ekspor makanan lainnya dikirim dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

“Masalah Prakarsa Laut Hitam dan semua aspek yang terkait dengan pembaruan inisiatif ini ada dalam agenda hari ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam briefing hariannya.

“Ini adalah proposal Presiden Trump dan Presiden Putin menyetujuinya. Dengan mandat inilah delegasi kami melakukan perjalanan ke Riyadh.”

Pembicaraan AS-Ukraina dan AS-Russia pada awalnya direncanakan berlangsung secara bersamaan untuk memungkinkan diplomasi ulang-alik, dengan Amerika Serikat bolak-balik di antara para delegasi, tetapi mereka sekarang terjadi satu demi satu.

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang mengepalai tim Ukraina, mengatakan pembicaraan hari Minggu dengan Amerika Serikat "produktif dan fokus".

Tim Redaksi:
S
V

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Selocahyo Basoeki Utomo S

Artikel Terkait