Iklan — Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Situ Bagendit, Keindahan Danau yang Terkurung Puluhan Gunung

KORAN-JAKARTA.COM | Sabtu, 05 Agu 2023, 06:10 WIB
iklan kopi jjroyal sidebar

Kecantikan Situ Bagendit kini mulai terlihat pasca revitalisasi. Danau alami yang dikelilingi beberapa gunung ini kini sedang menjelma menjadi destinasi kelas dunia.

Garut memiliki danau alami dengan pemandangan pegunungan yang mengelilinginya yaitu Situ Bagendit. Danau kurang terawat, kotor, dan terkesan kumuh. Apalagi tumbuhan eceng gondok gondok (Eichhornia crassipes) dan teratai (Nymphaea) hampir menutupi seluruh permukaan air.

Situ Bagendit, Keindahan Danau  yang Terkurung Puluhan Gunung Doc: Dok. Kementerian PUPR/antara

Ket.

Namun itu dulu. Kini danau yang berada di Kecamatan Banyuresmi telah berubah wajah total. Setelah direvitalisasi dengan biaya dari APBN 87,73 miliar rupiah oleh Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat di bawah Direktorat Jenderal Cipta Karya sejak November 2020, kecantikannya sudah mulai terlihat.

Danau seluas 125 hektare bahkan rencananya akan diresmikan Agustus 2023 ini oleh pemerintah pusat. Saat ini yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Garut adalah membersihkan area sekeliling dan perairan dari sampah dan gulma eceng gondok dan teratai.

Pemda Garut sudah bersurat ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung BBWS untuk meminjam alat berat beko amfibi berukuran besar. "Kami sedang minta bantuan BBWS menurunkan kapal besarnya beko yang amfibi. Kami sudah komunikasikan," kata Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, pada Senin (24/7) kepadaAntara.

Jika Situ Bagendit semakin bersih tentu saja akan banyak ratusan wisatawan datang. Revitalisasi Situ Bagendit memang bertujuan sebagai upaya pengembangan destinasi wisata. Dengan infrastruktur yang semakin mumpuni, diharapkan bisa semakin menarik minat wisatawan untuk datang.

Situ Bagendit berjarak kurang lebih 9,2 kilometer dari pusat Kota Garut, Jawa Barat. Saat ini meski belum diresmikan, antusiasme masyarakat untuk datang ke obyek wisata ini sudah terasa. Bahkan ramainya masyarakat untuk datang ke tempat ini membuat Jalan Hasan Arief, salah satu aksesnya sudah mengalami kepadatan terutama saat akhir pekan dan hari libur sekolah.

Melalui revitalisasi Situ Bagendit kini terbagi ke dalam tiga bagian. Yakni Bagendit 1, Bagendit 2 dan Bagendit 3. Bagian intinya berada di Bagendit 1 yang terletak di timur laut. Dari Bagendit 1 sampai Bagendit 3 terhubung dengan jalan yang mulus. Wisatawan bisa berputar dan mengunjungi semua tempat menggunakan kendaraan sewaan.

Pada zona Bagendit 1 terdapat banyak bangunan baru. Yang paling favorit, adalah bangunan kubah (dome) dan dermaga yang ada di tengah-tengah objek wisata. Kedua bangunan tersebut menjorok ke tengah danau.

Bangunandomeberbentuk keong. Ruangannya cukup luas yang bisa difungsikan untuk ruang pertemuan. Atapnya berbentuk setengah bulat dengan atap terpisah-pisah. Sedangkan dermaga berbentuk melingkar. Bangunan dermaga yang berbentuk seperti sulur-sulur menjadi tempat favorit bagi para pengunjung berfoto sebelum menaikirarakitanatau sepeda air.

Dermaga ini menjadi tempat singgahrarakitanataugetekdari susunan bambu dan kayu. Pengunjung dapat menyewararakitanini untuk mengelilingi danau dengan tarif 50.000 - 60.000 rupiah per jam. Sedangkan untuk sepeda air atau bebek-bebekan 20.000 rupiah per jam.

Sebagai pusat keramaian apalagi letaknya dengan dengan jalan Jalan Hasan Arief, Situ Bagendit 1 menjadi kawasan yang paling banyak dikunjungi masyarakat. Di sini para pedagang telah direlokasi dalam satu tempat permanen, sehingga keberadaannya tidak merusak pemandangan.

Berbeda dengan Bagendit 1, Bagendit 2 dan Bagendit 3, diakses melalui jalan berbeda yang belum bernama. Jalan ini melewati perkampungan warga setempat. Bagi yang menyukai kesendirian atau inginhealing, kedua tempat itu sangat cocok. Bahkan tidak banyak banyak wisatawan yang mengetahui aksesnya.

Di Bagendit 2 dan Bagendit 3 lebih banyak saung-saung yang menghadap langsung ke danau. Biasanya pemilik tempat singgah itu juga menyediakan menu-menu minuman dan makan. Seperti es jeruk, rujakbeubeuk, bakso, siomay, hingga nasi liwet dengan rasa khas.

Bentuk dari revitalisasi Situ Bagendit adalah adanyajogging trackyang mengeliling danau. Bangunan ini terbuat dari beton dengan pagar besi berwarna putih sebagai tiang dan kawat baja sebagai pengamannya. Jalur ini biasanya digunakan untuk berfoto sambil menikmati keindahan danau.

Pesona Situ Bagendit bukan hanya danau yang luas dan bangunan barunya. Dari tempat ini pengunjung akan disuguhi pemandangan gunung-gunung yang mengelilingi tempat ini. Di barat laut ada Gunung Mandalawangi, di utara Gunung Kaledong dan Gunung Haruman. Di sisi barat Gunung Guntur, di sisi barat daya Gunung Cikuray dan Papandayan. Di sisi tenggara Gunung Sagara dan Gunung Galunggung.

Legenda Nyai Endit

Situ Bagendit tidak lepas dari legenda yang berada di masyarakat Garut. Cerita bermula ketika Nyai Endit (orang terkaya di wilayah ini) dikunjungi oleh seorang nenek pengemis. Nyai yang memiliki sifat tamak dan kikir itu merasa terganggu akan kehadiran si pengemis.

Pengemis meminta belas kasihan si nyai untuk memberinya makanan. Tentu permintaan tersebut ditolak oleh Nyai Endit. Nenek pengemis pun menancapkan tongkatnya lalu pergi. Nyai yang tidak mau pemandangan rumahnya terganggu menyuruh beberapa orang untuk mencabut tongkat itu.

Dari sekian banyak orang yang disuruh, tidak ada seorang pun yang berhasil mencabut tongkat nenek pengemis. Keesokan harinya, nenek pengemis kembali ke rumah Nyai Endit. Ia mencabut tongkat yang ditancapkannya, dan seketika itu air keluar deras keluar dari lubang tempat tongkat ditancapkan.

Air pun dengan cepat mulai menggenangi rumah Nyai Endit dan sekitarnya. Warga yang takut akan hal ini mulai mengungsi. Tapi, tidak dengan Nyai Endit. Karena kecintaannya terhadap harta, Nyai Endit tetap setia bersama kekayaannya yang didapat karena merampas hak rakyat kecil.

Air yang meluap ini kemudian berbentuk danau. Karena itulah, nama daerah dan danau kemudian diberi nama Situ Bagendit dari kata "endit." Kata ini dari nama seorang kaya raya yang tamak dan kikir, yang mati bersama air yang menggenanginya.

Kini untuk menikmati keindahan alam Situ Bagendit yang sejuk serta kisah legenda yang berkembang dikenakan harga tiket masuk dewasa 10.000 rupiah per orang dan tiket anak-anak sebesar 5.000 rupiah per orang. Retribusi parkir kendaraan roda dua sebesar 2.000 rupiah per motor dan 5.000 rupiah per mobil. hay/I-1

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Haryo Brono
Tren Saat Ini
Realtime
Ads
Berita Terkait

Geopark Rinjani: Insiden Juliana Marins Jadi Refleksi Kelola Destinasi

Jumat, 11-Jul-2025 | Bambang Wijanarko

Nasional Geopark Rinjani: Insiden Ju...

Disdikbud Kaltim Percepat Persiapan Sekolah Garuda Transformasi

Jumat, 11-Jul-2025 | Bambang Wijanarko

Nasional Disdikbud Kaltim Percepat P...

MRT Jakarta Kaji Perluasan Rute ke Tangerang Selatan Tanpa Dana APBD

Jumat, 11-Jul-2025 | Paundra Zakirulloh

Megapolitan MRT Jakarta Kaji Perluasan ...

PSIM Secara Total Sudah Mendatangkan 17 Pemain

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Olahraga PSIM Secara Total Sudah Men...

Kolaborasi Hijau! Danantara-Jepang Kunci Kerja Sama Strategis

Jumat, 11-Jul-2025 | Muchamad Ismail

Ekonomi Kolaborasi Hijau! Danantara...
Video Pilihan
Bahan Lokal MBG Peluang Besar Gerakkan Ekonomi Rakyat