Tiongkok Bersedia Bekerja Sama dengan AS

Koran-jakarta.com || Selasa, 01 Mar 2022, 00:31 WIB

BEIJING - Tiongkok bersedia bekerja dengan Amerika Serikat (AS) dalam rencana infrastruktur global yang dipimpin G-7 dan menyambut Washington DC untuk bergabung dengan inisiatif Jalur Sutera Baru (Belt and Road Initiative), kata Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, Senin (28/2).

Tiongkok Bersedia Bekerja Sama dengan AS

Ket. Menlu Tiongkok, Wang Yi saat pidato pada pembukaan sesi Dewan Hak Asasi Manusia PBB, di Jenewa, Senin (28/2). Tiongkok bersedia bekerja dengan AS dalam rencana infrastruktur global yang dipimpin G-7.

Doc: AFP/FABRICE COFFRINI Tiongkok Bersedia Bekerja Sama dengan AS

Negara demokrasi terkaya Kelompok Tujuh (G-7), yang terdiri dari AS dan sekutunya, mengusulkan inisiatif Build Back Better World (B3W) pada Juni untuk membantu negara-negara berkembang memenuhi kebutuhan infrastruktur, saat mereka berusaha melawan pengaruh Tiongkok yang semakin besar.

"Kami juga bersedia mempertimbangkan untuk berkoordinasi dengan inisiatif 'Bangun Kembali Dunia yang Lebih Baik' AS untuk menyediakan lebih banyak barang publik berkualitas tinggi kepada dunia," kata Menlu Wang dalam pesan video di sebuah acara untuk peringatan 50 tahun Komunike Shanghai, yang menandai normalisasi hubungan antara AS dan Tiongkok.

Seperti dikutip dari Straitstimes, dia mengatakan Tiongkok juga terbuka untuk AS yang berpartisipasi dalam Belt and Road Initiative (BRI) dan Global Development Initiative, sebuah seruan oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping pada September agar semua negara bekerja menuju pembangunan berkelanjutan.

Sebagai Alternatif

Inisiatif B3W G-7 dipandang sebagai alternatif untuk menyaingi BRI Tiongkok, yang diluncurkan oleh Xi pada 2013.

Lebih dari 100 negara telah menandatangani perjanjian dengan Tiongkok untuk bekerja sama dalam proyek-proyek BRI seperti kereta, pelabuhan, jalan raya, dan infrastruktur lainnya.

Wang mendesak Washington DC untuk bekerja dengan Tiongkok di Asia-Pasifik untuk membangun "keluarga keterbukaan, inklusivitas, inovasi, pertumbuhan, konektivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan", daripada mengubah kawasan itu menjadi kawasan konflik dan konfrontasi.

Komunike Shanghai, sebuah dokumen yang menandai berakhirnya isolasi antara kedua negara dan dikeluarkan selama kunjungan bersejarah Presiden AS, Richard Nixon, ke Tiongkok, berarti bahwa dua kekuatan besar dengan sistem sosial yang berbeda bersedia untuk hidup berdampingan secara damai, katanya.

Menlu Wang juga mengulangi seruan agar AS berhenti mendukung kemerdekaan Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi pemberontak untuk dipersatukan kembali, dengan kekerasan jika perlu.

Tim Redaksi:
S
M

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Selocahyo Basoeki Utomo S