Wagub: Ada Pelanggaran IMB di Melati Residence
KORAN-JAKARTA.COM | Rabu, 14 Okt 2020, 17:47 WIBJAKARTA - Peristiwa longsor di Ciganjur, Jakarta Selatan terjadi karena ada pelanggaran aturan mendirikan bangunan di pinggir sungai kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, berupa pembangunan turap di Perumahan Melati Residence di Jalan Damai 2 RT 04/RW 012.
"Di situ diduga ada pelanggaran di bangunan tersebut, harusnya tidak boleh ada tembok yang jaraknya persis di pinggir sungai, harusnya ada jarak yang cukup sehingga tidak terjadi longsor," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, di Jakarta, Selasa.

Ket. Petugas gabungan TNI dan pasukan biru Suku Dinas Sumber Daya Air, Kota Jakarta Selatan membersihkan area longsor dan banjir di Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (11/10/)
Riza mengatakan, saat ini jajarannya tengah melakukan evaluasi terkait bangunan ataupun rumah yang didirikan di pinggir sungai yang berpotensi besar mengakibatkan longsor.
Ke depan, kata Riza, pihaknya akan melakukan naturalisasi atau normalisasi yang di samping kiri dan kanan sungai tersebut akan dibangun jalan inspeksi.
"Tadi juga kami rapat, supaya semua daerah-daerah khususnya di daerah aliran sungai dicek kembali, jangan sampai ada bangunan yang persis berada di pinggir sungai, kemudian yang dapat mengakibatkan longsor," ujar politikus Partai Gerindra ini.
Sebelumnya, banjir dan longsor akibat hujan deras terjadi di Jalan Damai, Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (10/10).
Anda mungkin tertarik:
Banjir itu disebabkan saluran penghubung Kali Setu Ciganjur, meluap. Satu warga meninggal dan dua lainnya terluka akibat peristiwa tersebut.
"Dua orang korban perempuan dibawa ke Rumah Sakit Sibron, satu orang dibawa ke Rumah Sakit Marinir meninggal dunia, jenis kelamin perempuan usia kurang lebih 45 tahun," kata petugas Suku Dinas Damkar Jakarta Selatan Ruwanto saat dikonfirmasi.
Bertahan di Pengungsian
Sejumlah warga terdampaklongsor dan banjir di Jalan Damai, Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan, masih bertahan di pengungsian dan sebagian membutuhkan bantuan pakaian.
Tati mengatakan semua bantuan hampir semuanya telah diterima oleh warga terdampak, hanya saja warga kesulitan untuk mengganti pakaian dalam.
"Baju, makanan sudah ada semua, tinggal pakaian dalam yang susah," kata Tati yang mengungsi di rumah Haji Rohmani, Selasa.
Selain Tati ada sekitar 20 pengungsi yang bertahan di rumah Haji Rohmani. Sebagian besar wanita usia sekitar 20 tahun hingga lansia.
Menurut Tati, ada salah satu donatur mengirimkan celana dalam dan bra, tapi ukurannya kebesaran.
"Di sini kebanyakan masih muda-muda, ukurannya mereka S, M dan L. Kalau saya pakainya XL," ujar Tati.
n Ant/P-5
Tren Saat Ini
Realtime






