Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 31 Jan 2025, 01:15 WIB

Waspada Hujan Ekstrem Jakarta Utara

Arsip - Warga saat melintasi jalan yang tergenang banjir di Desa Mejobo Kudus Jawa Tengah, Kamis (30/1).

Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho

JAKARTA – Potensi hujan ekstrem atau sangat deras akibat fenomena La nina lemah juga mampu meningkatkan volume banjir pesisir (rob) di pesisir Jakarta Utara. Untuk itu,Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) minta wawrga kawasan pesisir Jakarta Utara untuk melalukan segenap upaya antisipasi menghadapinya.

“Volume banjir rob kawasan pesisir akan meningkat ketika hujan deras terjadi berbarengan dengan fase pasang maksimum air laut,” tandas Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, di Jakarta Kamis (30/1).

“Intensitas curah hujan dampaknya untuk daerah pesisir lebih parah, bila terjadi berbarengan dengan fase pasang maksimum. Volume bertambah ketika terjadi pasang maksimum,” katanya. Eko mengungkapkan bahwa peningkatan curah hujan tidak ada kaitannya dengan tinggi gelombang air laut. Jadi, aktivitas pelayaran kapal nelayan atau transportasi laut cenderung masih kondusif.

Namun, potensi banjir rob ini, menurut dia, akan berdampak pada aktivitas masyarakat di pesisir secara umum. Contoh, aktivitas tambak garam dan perikanan darat. Kemudian, berdampak pada aktivitas seperti bongkar muat pelabuhan.

Sebelumnya, BMKG mendeteksi keberadaan fenomena atmosfer seperti Maden Julian Oscilliation (MJO) di Samudera Hindia mengarah ke wilayah Indonesia. Ini secara umum sekarang dalam periode puncak musim hujan bersamaan dengan fenomena La Nina lemah.

Menurut Eko, kondisi tersebut berpotensi membawa hujan ekstrem atau sangat deras lebih dari 50 mm per jam pada 28 Januari sampai dengan pekan pertama bulan Februari. Ini akan terjadi khususnya di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Barat.

Sementara itu, pada saat yang bersamaan, tim maritim BMKG juga mendeteksi adanya fenomena Bulan baru dan Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) pada 29 Januari- 2 Februari yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum dan menjadi banjir rob di sejumlah daerah. Selama periode tersebut, banjir rob berpotensi menyasar wilayah Pesisir Indonesia, termasuk pesisir Jakarta (mayoritas daerah pesisir Jakarta Utara).

BMKG menyarankan kepada masyarakat, khsusunya yang beraktivitas di kawasan pesisir atapun lereng perbukitan untuk terus mengikuti perkembangan cuaca harian yang dilaporkan tim prakirawan cuaca BMKG. Mereka perlu mengecek setiap tiga jam. “Patuhi petunjuk penanggulangan dampak bencana oleh petugas dari instansi pemerintah terkait daerah masing-masing,” pinta Eko.

Urusi Pengungsi

Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusufmeninjau langsung dapur umum dan posko bencana untuk menangani banjir di beberapa wilayah Jakarta. Dia bersama Dinas Sosial Provinsi Jakarta, Pemkot Jakarta Utara, melihat langsung dapur umum untuk melayani korban banjir. 

Saifullah Yusuf menyebutkan terdapat tiga wilayah yang cukup luas terdampak banjir: Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. “Saat ini beberapa pendamping terus melayani korban banjir agar bisa mengakses bantuan dengan baik,” tutur Saifullah.

Dapur umum melayani 3.000 pengungsi beberapa tempat di Jakarta Utara. Lebih dari 30 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) juga dikerahkan untuk mengoperasikan dapur umum. “Untuk Jakarta, kami mendirikan lima dapur umum, termasuk di Jakarta Utara ini,” ujar Mensos.

Posko Tagana yang didirikan antara lain di posko pengungsian Rusun Embrio untuk tanggap darurat bencana banjir. Kemensos berkolaborasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jakarta akan terus kerja sama mencukupi kebutuhan korban banjir.

“Kita memiliki buffer stock di Dinsos tingkat provinsi dan kota,” kata Mensos.

Prosedur penanganan bencana yang dilakukan mulai dari tahap evakuasi oleh TNI dan Polri. Sedangkan Kemensos berperan menyediakan shelter logistik dan pengungsian. Mensos juga turut mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam masa kedaruratan seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tagana, hingga relawan. “Terima kasih kesediaannya membantu dalam kondisi kedaruratan seperti ini,” tutur Mensos.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.