Rupiah Berpotensi Lemah karena Indikasi Kebijakan Suku Bunga Tinggi AS
Petugas bank pria menghitung uang rupiah dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta.
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (20/10) pagi melemah sebesar 0,19 persen atau 30 poin menjadi Rp15.845 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.815 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena indikasi kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS.
"Semalam, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memberikan sinyal bahwa kebijakan suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menurunkan inflasi AS ke level 2 persen. Tapi, Powell juga memberikan indikasi bahwa The Fed tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuan lagi karena tingkat imbal hasil obligasi yang tinggi di AS sudah membantu meredam inflasi," ungkap dia ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (20/10).
Selain itu, ketegangan di Timur Tengah yang masih berlangsung turut menjadi kekhawatiran pasar yang mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman, yaitu emas dan dolar AS.
Melihat kondisi dalam negeri, kenaikan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate menjadi 6 persen atau sebesar 0,25 basis poin (bps) dari 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) pada 18-19 Oktober 2023 meredam pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya