Perusahaan Teknologi Pertanian Ini Bantu RI Tekan Impor Beras
Sejumlah petani menyaksikan demoplot tanaman padi
Foto: istimewaJAKARTA-Perusahaan teknologi pertanian global, Syngenta Indonesia meluncurkan herbisida padi terbaru, Topmost. Ini sebagai langkah perusahaan tersebut untuk mendukung ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Topmost membantu petani dalam mengendalikan gulma pada tanaman padi secara efektif. Dengan potensi mencegah kehilangan hasil hingga 30-40 persen produk ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional, sehingga bisa mengurangi impor beras.
Hal ini juga dipertegas oleh drh. Nani Dwi Astuti, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Jawa Barat dalam peluncuran Topmost 25 Januari lalu.
“Presiden Prabowo telah mencanangkan swasembada pangan, terutama beras. Namun tantangannya luas lahan semakin berkurang karena peruntukan di luar pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas padi maka petani harus melakukan intensifikasi dengan menggunakan teknologi pertanian. Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan produksi padi dapat meningkat pesat dan mencegah terjadinya impor beras,"ucapnya.
Selama ini, petani Indonesia sering menghadapi tantangan dalam penggunaan herbisida selektif, termasuk kesulitan menentukan waktu aplikasi yang tepat, kebutuhan aplikasi berulang yang memakan waktu dan biaya, dan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap tanaman padi. Topmost dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Produk ini memiliki kinerja tangguh yang dapat mengendalikan berbagai jenis gulma pada tanaman padi, bersih dan praktis karena cukup satu kali aplikasi tanpa harus melakukan penyemprotan lagi (respraying), serta aman dan nyaman karena tidak menimbulkan keracunan (toxicity) pada tanaman utama (padi).
"Saya sudah membuktikan keunggulan Topmost. Dengan pemakaian satu kali, gulma bersih sampai menjelang panen. Selain itu, tanaman padi tidak menjadi toksik (muncul daun merah dan keriting)," kata H. Masduki, petani padi dan palawija dari Subang.
“Topmost diharapkan menjadi pilihan petani karena merupakan herbisida purna tumbuh dengan harga ekonomis,” ujar Suhendro, Marketing Head Syngenta Indonesia. “Banyak produk herbisida yang beredar di pasar adalah herbisida pra tumbuh yaitu herbisida yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh. Kali ini, kami memberikan pilihan herbisida awal purna tumbuh dan purna tumbuh supaya petani mempunyai pilihan di dalam mengendalikan gulma. Lebih lanjut, herbisida ini adalah herbisida yang aman terhadap tanaman padi,” jelasnya.
Acara peluncuran diadakan di tiga Learning Development Center Synngenta yang berada di tiga lokasi yaitu Jember (18 Januari), Solo (22 Januari), dan Karawang (25 Januari). Acara yang dihadiri oleh lebih dari 1800 petani padi ini menandai langkah penting dalam upaya mendukung petani dan pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia.
Tekan Kerugian Petani
Topmost 30/300 OD dengan kombinasi bahan aktif Cyhalofop-butyl dan Ethoxysulfuron, menawarkan solusi komprehensif untuk mengendalikan gulma daun sempit, daun lebar, dan teki-tekian. Keberadaan gulma tersebut sangat merugikan petani karena dapat memengaruhi hasil panen. Dengan dosis 1 liter per hektare, Topmost dapat diaplikasikan saat tanaman padi berumur 12-18 hari setelah tanam (HST) atau saat gulma memiliki 3-5 helai daun.
Saat aplikasi pastikan lahan dalam kondisi macak-macak (lembap dan tidak tergenang). Dengan mengikuti panduan penggunaan dan dosis rekomendasi, Topmost menjadi solusi bagi kebutuhan petani akan herbisida yang efektif dan efisien.
"Topmost bukan sekadar produk baru, tapi merupakan komitmen kami terhadap peningkatan produktivitas padi nasional," ujar Lianasari Sutjokro, Senior Brand Manager Herbicides Seedcare Biostimulant Syngenta Indonesia. "Selain itu, Topmost memiliki kandungan bahan aktif Cyhalofop-butyl yang paling tinggi dibandingkan produk sejenis sehingga lebih efektif dalam mengendalikan gulma."
"Kami melihat Topmost sebagai mitra penting bagi petani dan pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras," tambah Lianasari. "Ini adalah langkah konkret menuju 'awal hamparan kebaikan' bagi pertanian Indonesia."
Setelah peluncuran di tiga kota ini, Syngenta akan memperkenalkan Topmost di wilayah-wilayah utama penghasil padi lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses petani terhadap teknologi pertanian terkini dan mendukung peningkatan produktivitas padi secara nasional.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi
- 2 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 3 Kepercayaan Masyarakat Dapat Turun, 8 Koperasi Bermasalah Timbulkan Kerugian Besar Rp26 Triliun
- 4 Polresta Bukittinggi giatkan pengawasan objek wisata selama liburan
- 5 Cegah Kepunahan, Karantina Kepri Lepasliarkan 1.200 Burung ke Alam
Berita Terkini
- Muhammadiyah Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun ke NU
- Dikabarkan Meninggal Dunia, Begini Kondisi Acil Bimbo Sekarang
- Cuaca Ekstrem, Dua Maskapai Batal Mendarat di Bandara El Tari Kupang
- Ungkap Kasus Pagar Laut, Kepala Desa Kohod dan 13 Nelayan Diperiksa KKP
- Perusahaan Farmasi Jepang Tunjuk CEO Wanita Pertama dari AS