Perdagangan Karbon Jadi Salah Satu Pilar Ekonomi Indonesia
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Eddy Soeparno dalam sesi wawancara cegat di Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Foto: ANTARAJAKARTA– Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Eddy Soeparno, mengatakan perdagangan karbon bisa menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia yang dapat segera dikembangkan.
“Jadi, saya rasa potensi ekonomi besar. Saya katakan bahwa ini salah satu pilar ekonomi Indonesia ke depannya dan tidak membutuhkan hal rumit untuk diaktifkan secara cepat,” ujar Eddy dalam perayaan ulang tahun pertama ACEXI yang digelar di Jakarta, Kamis (23/1).
Menurutnya, implementasi perdagangan karbon di Indonesia usai diresmikan beberapa waktu lalu dapat langsung berjalan, karena tidak membutuhkan pembangunan infrastruktur seperti halnya membangun pabrik atau infrastruktur.Terlebih, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dari perdagangan karbon.
Menyoal agar perdagangan karbon dapat terselenggara di Indonesia, dia mengusulkan agar pajak karbon ditetapkan dengan baik dan tidak sekadarnya saja.
“Tetapi, harus memiliki nilai di mana para pelaku usaha kemudian mengeluarkan emisi, kemudian harus membeli karbon kredit ketimbang membayar pajak karbon,” ujarnya lagi.
Dengan demikian, dia merekomendasikan agar pemerintah tidak berlama-lama menunda penerapan pajak karbon.
Indonesia resmi memulai perdagangan karbon internasional ditandai dengan peluncuran yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, pada Senin(20/1), sebagai bagian dari upaya mencapai target iklim nasional.
Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, dalam peluncuran pada hari ini menyampaikan bahwa langkah itu diambil untuk mendukung aksi nyata demi mencapai target iklim Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).
"Pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk mencapai target NDC, salah satunya melalui implementasi mekanisme nilai ekonomi karbon, termasuk perdagangan karbon," kata Menteri LH/Kepala BPLH, Hanif, Senin (20/1).
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan
Berita Terkini
- AdaKami Beri Bantuan Permodalan Berkelanjutan ke Petani di Ciamis
- Konsumen Semakin Bijak Memilih Hadiah Cokelat Valentine 2025
- Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Mulai Tempati Huntara
- Pertamina EP Raih Apresiasi atas Kontribusi Berdayakan Petani Milenial
- Pemprov Sulteng Mulai Seleksi Petugas Haji Tahun 2025