Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Makanan Siap Saji

Mi Instan Picu Peningkatan Risiko pada Sistem Metabolisme

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ada seorang keturunan Tiongkok -Taiwan yang pindah ke Jepang yang berpikir apabila mi itu dikeringkan bisa dimakan lebih mudah. Nama la mien disebut oleh orang Jepang ramen. Ini asal muasal mi instan, yang jarang diketahui orang Indonesia.

Yang menjadi persoalan, bakmi dalam kondisi segar itu makanan sehat, tetapi kalau dikeringkan ditambah bumbu seperti mi instan, ada bahan pengawettentu menjadi tidak sehat untuk tubuh. Bisa mengganggu ginjal jika dikonsumsi secara rutin setiap hari.

Anehnya bahan pengawet kimia dalam mi instan ini banyak beredar di Indonesia. Padahal bahan pengawet itu telah dilarang pemakaiannya di negara lain karena berbahaya. Tapi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak melarang nya. Ini sama seperti kasus obat Albothyl
yang selama ini dikenal oleh masyarakat untuk mengatasi sariawan, tiba-tiba dilarang karena ternyata mengandung bahan berbahaya. Padahal produk itu sudah lama sekali beredar di pasar. Bagaimana dengan bahan kimia berbahaya dalam mi instan yang beredar di Indonesia ? Memang
banyak orang Jepang makan ramen, tapi itu mi yang segar.

Ada dugaan bahan kimia yang digunakan pada mi instan merupakan pengganti telur yang harganya mahal. Telur biasa dicampur dalam adonan
untuk mengikat tepung (putih terlurnya) mi agar lebih pulen. Diduga ada yang menggunakan parafin/wax/lilin untuk menggantikan fungsi telor yang harganya mahal itu.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top