Menteri LH Tegaskan Larang Impor Sampah Mulai Tahun Ini
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq saat kunjungan kerja ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (27/10/2024).
Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko PrasetyoJAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan impor sampah ke Indonesia harus dihentikan karena hanya menambah beban masalah pengelolaan limbah dan berdampak buruk bagi kesehatan.
"Sampah kita sudah cukup banyak, sudahlah, ngakal-ngakali kita sudah cukup. Mengkolonisasi kita dalam bentuk mengirim sampah ke Indonesia sudah cukup dengan apapun alasannya," kata dia saat kunjungan kerja ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (27/10) petang.
Hanif menargetkan impor sampah harus dapat dihentikan mulai tahun ini. Termasuk dalam proses yang sedang berjalan, Kementerian LH akan mewajibkan bagi negara atau pihak pengimpor harus mengelolasampah-sampah itu secara mandiri di Indonesia tidak boleh hanya mengirimkan begitu saja.
"Selama ini tidak ada yang berani menjamin sampah impor itu sampah yang sudah diurai, sudahlah, akan kita hentikan," ujarnya.
Upaya penghentian tersebut sebagaimana komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subiantodan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menjamin kesehatan, penyelarasan kehidupan harmonis dengan lingkungan, dan percepatan ekonomi hijau.
Menurut Hanif, dalam lima tahun ke depan Kementerian LH akan fokus untuk melakukan tata kelola sampah domestik yang jumlahnya sudah melebihi kapasitas hingga menjadi lebih bermanfaat. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, ada sebanyak 38,21 persen dari total 38,2 juta ton sampah yang tidak terkelola.
Dalam hal ini, pembenahan tata kelola sampah di TPST Bantargebang sedang menjadi sorotan utama dari Kementerian LH.
Aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu menjadi pembuangan sampah terbesar di Indonesia dengan luas wilayah mencapai 117,5 hektare, namun saat ini timbunan sampahnya sudah hampir melebihi kapasitas.
Data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencatat total ada lebih dari 55 juta ton sampah yang menumpuk di TPST Bantargebang, atau per harinya menerima sebanyak 7.500-8.000 ton sampah yang berasal dari ibu kota.
Tumpukan sampah di TPST Bantergebang yang di antaranya terdiri dari limbah makanan, minuman, plastik dan kertas itu akan diusahakan Kementerian LH untuk diolah menjadi pupuk kompos, hingga sumber bahan bakar dengan jumlah produksi yang besar.
"Satu persatu kita selesaikan, di sini fasilitasnya sudah ada tinggal bagaimana diteruskan atau ditingkatkan saja. Intinya keberhasilan di TPST Bantargebang akan diterapkan di daerah lain juga. Itu akan semakin mudah ketika impor sampah dihentikan," kata Hanif.
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
Berita Terkini
- Indonesia Episentrum Penting Sejarah Evolusi Manusia
- Libur Hari Natal, ASDP Catat 44.800 orang Tinggalkan Jawa menuju Sumatera
- Tingkatkan TKDN Laptop Nasional, Zyrex Gandeng UGM dan Xacti
- Tim SAR evakuasi enam pendaki tersesat di Gunung Ponteoa
- Menhut: Pendakian Semeru dibuka hanya sampai Ranu Kumbolo