“Makan Tabungan" Picu Kemiskinan dari Kelas Menengah
Pemerintah perlu mewaspadai fenomena "makan tabungan" saat ini karena menunjukkan potensi pelemahan konsumsi ke depannya.
JAKARTA - Tren "makan tabungan" yang kian marak saat ini harus segera diatasi oleh pemerintah karena dapat memicu angka kemiskinan baru dari kelas menengah. Saat ini, kelas menengah dalam kondisi sangat rentan.
Ketika kehilangan pekerjaan, maka mereka akan menggunakan dana di tabungan untuk memenuhi kebutuhan alias "makan tabungan". Fenomena makan tabungan menunjukkan potensi pelemahan konsumsi ke depannya.
Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, mengatakan kondisi ini makin diperparah dengan pelemahan rupiah terhadap dollar AS. "Ini memicu kenaikan harga produk yang import content-nya tinggi," tegasnya kepada Koran Jakarta, Kamis (27/6).
Karena itu, menurut Awan, perlu akselerasi swasembada pangan dan intensifikasi pertukaran lokal. Konkret dari intensifikasi pertukaran lokal dalam bentuk jual beli produk lokal di dalam wilayah, semacam pasar komunitas.
"Ini menjadi jaring pengaman ekonomi, mengurangi kebergantungan. Selain itu, tujuan lainnya agar sumber daya tidak banyak tersedot ke luar," ucap Awan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya